“Ngapain takut dipecat, kan tak bisa semena-mena untuk mengÂganÂti anggota DPR. Tapi kalau itu dilakukan, saya akan menggugat dong. Tapi kalau dipecat dari PKB, itu silakan saja,†ujarnya keÂpada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebelumnya Ketua Partai KeÂbangÂkitan Bangsa (PKB) MarÂwan Jafar menginstruksikan seÂmua anggotanya di DPR untuk meÂnolak Pansus Hak Angket MaÂfia Pajak. Inisiator angket pajak dari PKB, Lily Wahid, terancam di-PAW (pergantian antar waktu) dari keanggotaan DPR.
“Kalau ada yang mengusulkan angÂket, kita punishment, kita PAW (pergantian antar waktu),†ujarÂnya.
Dalam voting penentuan pengÂguÂnaan hak angket dalam Sidang Paripurna DPR, Selasa (22/2), Lily Wahid dan Effendy Choiri menÂdukung pembentukan pansus.
Lily Wahid selanjutnya mengaÂtaÂkan, untuk melakukan PAW tidak bisa dilakukan semena-meÂna. Sebab, dia menjadi anggota DPR berdasarkan pilihan rakyat.
â€Nggak mungkin itu dilakuÂkan, tapi kalau dipecat dari partai, itu silakan saja,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Bagaimana kalau tetap dipecat dari DPR?Ha ha ha, silakan saja. Tapi saya akan melakukan perlaÂwanÂan. Sebab, saya berhak menjadi angÂgota DPR karena sudah diÂpilih rakyat. Tapi kalau dipecat, saya akan lakukan langkah huÂkum.
Langkah hukum seperti apa?Begini ya, tidak mudahlah unÂtuk memecat anggota DPR. Saya bisa dipecat berdasarkan undang-undang dan berlandaskan hukum. Sementara landasan hukumnya tidak ada. Sebab, pasal recall tenÂtang PAW itu sedang saya uji materi di MK (Mahkamah KonÂstitusi). Jadi, secara hukum pasal yang sedang bermasalah tidak mungkin digunakan.
Apa alasan Anda sampai meÂngeÂluarkan keputusan itu?Saya kan diangkat sebagai angÂgota DPR berdasarkan pilihan rakÂyat, dan putusannya berÂdaÂsarkan Keppres. Kalau KepÂpresÂnya belum dicabut, saya tetap anggota Dewan dong. SebalikÂnya, kalau Keppresnya sudah dicabut, maka saya akan menunÂtut yang mencabutnya. Alasan hukumnya apa.
Mengapa Anda bertentangan dengan kebijakan partai ?Dengarkan ya, partai saya suÂdah tidak setia pada rakyat. Sudah tidak mempertimbangkan lagi keinginan rakyat. Mengapa saya haÂÂrus setia pada partai saya. Wong saya diangkat karena keÂbeÂÂtulan saya kader partai dengan suara terÂbanyak. Artinya saya memÂÂpunyai kewajiban yang leÂbih penting pada rakyat. Sebab, meÂÂreka yang meÂmilih saya menÂjaÂdi anggota DPR.
Apa Anda mendapat teguran dari pimpinan PKB?Belum, saya sedang menungÂgu. Yang jelas, sampai sekarang meÂreka (pimpinan PKB) belum mengeluarkan apa-apa, maka saya juga tidak menggugat.
Apa mungkin ancaman ini hanya untuk menakut-nakuti saja?Kita ini sudah tua. Sudah caÂpeklah ditakut-takuti terus. Sudah nggak berarti lagi buat kita.
Ada yang menduga Anda diÂsuap agar mendukung Pansus Hak Angket Mafia Pajak, baÂgaiÂmana komentarnya?Silakan buktikan, saya meÂnerima berapa, berupa apa, kaÂpan, dan di mana. Kalau bisa diÂbukÂtikan, saya yang akan minta diberhentikan dari DPR. Tapi kaÂlau tidak bisa membuktikan, maÂka akan saya tuntut balik, karena telah mencemarkan nama baik. Yang penting saya nggak meÂneÂrima duit. Mungkin mereka yang bilang itu yang menerima duit.
Apakah Anda menyuruh EffenÂdy Choiri agar mendukung pemÂbenÂtukan Pansus ?Oh nggak, itu kesadarannya sendiri.
Marwan Jafar mengatakan, PKB lebih mendorong pembenÂtukÂan pansus non angket, karena paÂnsus angket penuh nuansa poÂlitis, bagaimana komentar Anda?Begini ya, mengapa saya meÂmilih hak angket, karena itu meÂmiliki keistimewaan. Dan insÂtrumen hak angket itu ada inÂvestigasi sampai kemanapun yang tidak dipunyai oleh Panja. SeÂdangkan Demokrat kan mauÂnya Panja. Padahal, kalau Panja kan tidak mungkin membongkar mafia pajak.
Itu yang menjadi sebab saya meÂmilih hak angket, bukan maÂsalah apa-apa. Hak angket itu memÂpunyai hak investigasi. KaÂyak orang nggak ngerti saja, disangkanya ada politik inilah dan itulah. Nggak ada itu.
Anda berkali-kali tidak sepaÂham dengan partai, apa Anda resah dengan PKB?Kan Anda sudah lihat, kalau dia hanya ingin menyenangkan peÂnguasa saja. Yakni masalah keÂdudukan. Sementara korupsi meÂrajalela tidak ada keinginan untuk memberantas.
Sekarang kita tidak usah berÂadu bicara, tapi faktalah yang memÂbuktikan. Rakyat sudah tidak bodoh dan bisa menilai. MaÂna orang yang berpihak, dan maÂna yang tidak berpihak pada rakyat.
Coba, sekarang panen raya di mana-mana tapi kita mengimpor beras. Itu kan mematikan keÂhiÂdupan petani, apakah itu memÂbela rakyat.
O ya, bagaimana komentar Anda dengan kekalahan itu?Kalau menurut saya kalah dua orang itu, sebetulnya bukan keÂsalahan. Mereka memakai anÂcamÂan untuk diri mereka. Karena diÂdetik-detik terakhir Gerindra diancam. Jadi, akhirnya Partai Gerindra tunduk. Menurut saya daÂlam formalnya, kita nggak kalah dong.
Apa Anda puas dengan hasil itu?Bagi saya ini kan niat untuk membongkar mafia pajak. Yang nggak mau kan partai peÂmeÂrinÂtah. Silakan saja kalau mereka nggak mau memperbaiki kondisi perÂpajakan kita. Silakan rakyat yang menilai.
[RM]
BERITA TERKAIT: