WAWANCARA

Lily Wahid: Kalau Dipecat dari DPR, Saya Menggugat Dong...

Kamis, 24 Februari 2011, 05:57 WIB
Lily Wahid: Kalau Dipecat dari DPR, Saya Menggugat Dong...
Lily Wahid
RMOL. Inisiator Pansus Hak Angket Mafia Pajak dari PKB, Lily Wahid mengaku tidak takut dipecat atas sikapnya yang berbeda pandangan dengan fraksinya.

“Ngapain takut dipecat, kan tak bisa semena-mena untuk meng­gan­ti anggota DPR. Tapi kalau itu dilakukan, saya akan menggugat dong. Tapi kalau dipecat dari PKB, itu silakan saja,” ujarnya ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sebelumnya Ketua Partai Ke­bang­kitan Bangsa (PKB) Mar­wan Jafar menginstruksikan se­mua anggotanya di DPR untuk me­nolak Pansus Hak Angket Ma­fia Pajak. Inisiator angket pajak dari PKB, Lily Wahid, terancam di-PAW (pergantian antar waktu) dari keanggotaan DPR.

“Kalau ada yang mengusulkan ang­ket, kita punishment, kita PAW (pergantian antar waktu),” ujar­nya.

Dalam voting penentuan peng­gu­naan hak angket dalam Sidang Paripurna DPR, Selasa (22/2), Lily Wahid dan Effendy Choiri men­dukung pembentukan pansus.

Lily Wahid selanjutnya menga­ta­kan, untuk melakukan PAW tidak bisa dilakukan semena-me­na. Sebab, dia menjadi anggota DPR berdasarkan pilihan rakyat.   

”Nggak mungkin itu dilaku­kan, tapi kalau dipecat dari partai, itu silakan saja,’’ ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana kalau tetap dipecat dari DPR?
Ha ha ha, silakan saja. Tapi saya akan melakukan perla­wan­an. Sebab, saya berhak menjadi ang­gota DPR karena sudah di­pilih rakyat. Tapi kalau dipecat, saya akan lakukan langkah hu­kum.

Langkah hukum seperti apa?
Begini ya, tidak mudahlah un­tuk memecat anggota DPR. Saya bisa dipecat berdasarkan undang-undang dan berlandaskan hukum. Sementara landasan hukumnya tidak ada. Sebab, pasal recall ten­tang PAW itu sedang saya uji materi di MK (Mahkamah Kon­stitusi). Jadi, secara hukum pasal yang sedang bermasalah tidak mungkin digunakan.

Apa alasan Anda sampai me­nge­luarkan keputusan itu?
Saya kan diangkat sebagai ang­gota DPR berdasarkan pilihan rak­yat, dan putusannya ber­da­sarkan Keppres. Kalau Kep­pres­nya belum dicabut, saya tetap anggota Dewan dong. Sebalik­nya, kalau Keppresnya sudah dicabut, maka saya akan menun­tut yang mencabutnya. Alasan hukumnya apa.

Mengapa Anda bertentangan dengan kebijakan partai ?
Dengarkan ya, partai saya su­dah tidak setia pada rakyat. Sudah tidak mempertimbangkan lagi keinginan rakyat. Mengapa saya ha­­rus setia pada partai saya. Wong saya diangkat karena ke­be­­tulan saya kader partai dengan suara ter­banyak. Artinya saya mem­­punyai kewajiban yang le­bih penting pada rakyat. Sebab, me­­reka yang me­milih saya men­ja­di anggota DPR.

Apa Anda mendapat teguran dari pimpinan PKB?
Belum, saya sedang menung­gu. Yang jelas, sampai sekarang  me­reka (pimpinan PKB) belum mengeluarkan apa-apa, maka saya juga tidak menggugat.

Apa mungkin ancaman ini hanya untuk menakut-nakuti saja?
Kita ini sudah tua. Sudah ca­peklah ditakut-takuti terus. Sudah nggak berarti lagi buat kita.  

Ada yang menduga Anda di­suap agar mendukung Pansus Hak Angket Mafia Pajak, ba­gai­mana komentarnya?
Silakan buktikan, saya me­nerima berapa, berupa apa, ka­pan, dan di mana. Kalau bisa di­buk­tikan, saya yang akan minta diberhentikan dari DPR. Tapi ka­lau tidak bisa membuktikan, ma­ka akan saya tuntut balik, karena telah mencemarkan nama baik. Yang penting saya nggak me­ne­rima duit. Mungkin mereka yang bilang itu yang menerima duit.

Apakah Anda menyuruh Effen­dy Choiri agar mendukung pem­ben­tukan Pansus ?
Oh nggak, itu kesadarannya sendiri.

Marwan Jafar mengatakan, PKB lebih mendorong pemben­tuk­an pansus non angket, karena pa­nsus angket penuh nuansa po­litis, bagaimana komentar Anda?
Begini ya, mengapa saya me­milih hak angket, karena itu me­miliki keistimewaan. Dan ins­trumen hak angket itu ada in­vestigasi sampai kemanapun yang tidak dipunyai oleh Panja. Se­dangkan Demokrat kan mau­nya Panja. Padahal, kalau Panja kan tidak mungkin membongkar mafia pajak.

Itu yang menjadi sebab saya me­milih hak angket, bukan ma­salah apa-apa. Hak angket itu mem­punyai hak investigasi. Ka­yak orang nggak ngerti saja, disangkanya ada politik inilah dan itulah. Nggak ada itu.

Anda berkali-kali tidak sepa­ham dengan partai, apa Anda resah dengan PKB?
Kan Anda sudah lihat, kalau dia hanya ingin menyenangkan pe­nguasa saja. Yakni masalah ke­dudukan. Sementara korupsi me­rajalela tidak ada keinginan untuk memberantas.

Sekarang kita tidak usah ber­adu bicara, tapi faktalah yang mem­buktikan. Rakyat sudah tidak bodoh dan bisa menilai. Ma­na orang yang berpihak, dan ma­na yang tidak berpihak pada rakyat.

Coba, sekarang panen raya di mana-mana tapi kita mengimpor beras. Itu kan mematikan ke­hi­dupan petani, apakah itu mem­bela rakyat.
 
O ya, bagaimana komentar Anda dengan kekalahan itu?
Kalau menurut saya kalah dua orang itu, sebetulnya bukan ke­salahan. Mereka memakai an­cam­an untuk diri mereka. Karena di­detik-detik terakhir Gerindra diancam. Jadi, akhirnya Partai Gerindra tunduk. Menurut saya da­lam formalnya, kita nggak kalah dong.

Apa Anda puas dengan hasil itu?
Bagi saya ini kan niat untuk membongkar mafia pajak. Yang nggak mau kan partai pe­me­rin­tah. Silakan saja kalau mereka nggak mau memperbaiki kondisi per­pajakan kita. Silakan rakyat yang menilai.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA