“Ini berarti hampir separuhnya yang sudah kita evakuasi itu mau kembali ke Mesir. Ya, itu sudah cukup bagus,’’ ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, keÂmarin.
“Tapi pemuÂlangan WNI ke Mesir tidak lagi mengguÂnaÂkan pesawat Garuda. Tapi dengan pesawat komersil biasa,’’ tambah bekas Menteri Luar Negeri itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa tidak mengÂgunakan pesawat GaÂruda? Kalau menggunakan pesawat Garuda, itu terlalu mahal. MakaÂnya memakai pesawat komersil saja, sehingga harganya lebih murah. Sebab, anggaran yang diÂgunakan Rp 10 miliar yang berÂsifat darurat.
Pesawat komersial mana yang dipilih?Kita minta beberapa airlines buat penawaran yang murah. Nanti kita putuskan. Yang jelas, pemerintah biayai mereka pulang ke Kairo.
Dari sekarang sudah kita siapÂkan. Mumpung ada waktu. Sebab, perkuliahan sebentar lagi dimulai. Jadi, mahasiswa yang dievakuasi ke Indonesia harus kembali ke Mesir supaya tidak ketinggalan perkuliahannya.
Jadi, mereka sudah siap meneÂrima ujian pada Mei mendatang.
Karena itu kita kembalikan mereka dalam batasan 30 hari sejak tanggal tiba di Indonesia. Kita minta mereka segera menÂdaftarkan kembali untuk pengemÂbalian pulang.
Apa semuanya difasilitasi peÂmerintah?Tentu, dari mulai moda transÂportasi yang kita pilih. Yakni, kalau di Jawa menggunakan kereta api dan bus. Kemudian di luar Jawa menggunakan pesawat terbang. Kita bukan hanya meÂnanggung ongkos-ongkos dari daerah mereka ke Jakarta, tapi termasuk airport teks kita bayarÂkan kepada mereka.
Jadi, mereka harus segera menÂdaftarkan ke posko-posko untuk pengurusan visa yang meÂmerÂlukan waktu. Bagi sebaÂgian maÂhaÂsiswa yang dokumenÂnya tidak lengkap karena terÂburu-buru, misalnya berangkat dari Kairo tidak memegang paspor. Tapi pakai surat keteÂrangan sementara yang namanya Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Maka kita minta sudah daftar dan urus paspor di wilaÂyahnya masing-masing. Kita bantu lewat jalur Imigrasi untuk memfasilitasinya.
Berapa jumlah pengemÂbaÂlian WNI ke Mesir?Sejak kembali ke sini (IndoÂnesia) dengan pesawat Garuda sekitar 2.400 orang. Mungkin tidak semuanya mereka kembali. Karena itu kita perlukan penÂdaftaran. Sebab, ada 89 orang yang sudah selesai S1.
Dengan kata lain, mungkin tidak perlu mereka kembali. Ada juga TKI yang bermasalah yang ikut dipulangkan, mungkin dia nggak mau. Ada juga studinya nggak jelas di sana. Kita terbuka dengan itu, kan pilihan orang. Sampai hari ini (Kamis, 17/2) suÂdah terdaftar 1.137 orang. HamÂpir separuhnya, sudah cukup bagus.
Berapa kloter yang akan diÂpulangkan ke Mesir?Tidak lagi pakai kloter. TerÂgantung tersedianya kursi pesaÂwat komersial. Paling tidak ada empat jenis airlines.
Kapan mulai dipulangkan ke Mesir?Keberangkatan mereka akan dilakukan sebelum 2 Maret 2011. Yang jelas, bagi yang ingin puÂlang ke Mesir, kita hanya memÂberikan waktu 30 hari di IndoÂnesia.
Kapan selesai pengembalian WNI ke Mesir?Yang pulang terakhir pada 11 Februrai maka 11 Maret harus sudah selesai. Kalau sudah ramÂpang maka Satgas tidak perlu lama-lama lagi bekerja. Tapi mengatur orang banyak, ada saja yang tercecer maka kita kasih waktu.
Menurut saya pada akhir Maret sudah kita tutup kerjaan Satgas ini. Kita bisa bilang, lewat tanggal segitu, sorry kita tidak urusin lagi.
Kita juga menggunakan transit di Pondok Gede. Karena untuk mengurus di daerah kan jauh. Silakan, karena kita berbaik hati kok. Beda dengan Amerika, beÂgitu naik pesawat dari Kairo diÂkasih kontrak. Nanti kalau sudah pulang, you bayar ke pemerintah dengan harga biasa. Semua negara begitu.
Bagaimana kalau yang belum sempat dievakuasi, apakah diÂberiÂkan perhatian dari pemeÂrinÂÂtah?Bagi mahasiwa yang masih tinggal di Mesir, tidak ikut evaÂkuasi. Kita berikan insentif yakni beasiswa khusus berlaku selama tiga bulan. Dan masing-masing mendapat 350 pound Mesir, sekitar 60 dolar AS per orang. Itu sudah kita bagikan.
Ngomong-ngomong bagaiÂmana situasi di Mesir sekarang ini?Relatif aman, walaupun staÂtusÂnya masih masa transisi.
[RM]
BERITA TERKAIT: