“Yang jelas, saya bersyukur kepada Tuhan. Karena kebenaran tidak bisa disembunyikan. SeÂkaligus membuktikan saya tidak disuap,†ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, Senin (14/2).
Berikut kutipan selengkapnya:Berarti Anda bahagia dong?Saya bukan pemeras, dan buÂkan penjahat seperti selama ini dituduhkan. Saya membuktikan bahwa saya mempunyai kehorÂmaÂtan dan bukan orang yang berperilaku tidak benar. Jadi, ini membuktikan MK masih layak menjadi lembaga dipercaya maÂsyarakat.
Apa sebelumnya Anda meÂrasa terbebani dengan tuduhan itu?Ya, di keluarga, di masyarakat. Sampai di ruang kuliah pun maÂhasiswa saya banyak yang berÂtanya. Maka saya menjawab dengan apa adanya.
Adakah acara syukuran dari keluarga?Nggaklah. Yang jelas, kita sudah cukup bersyukur kepada Tuhan. Sebab, dalam karier saya ini adalah pengalaman terakhir bagi saya. Tentu itu sesuatu yang berkesan bagi pribadi saya.
Apa Anda akan melakukan langÂkah hukum kepada Refly Harun?Seperti yang saya katakan, kalau soal langkah hukum sedang saya pikirkan, dan akan ditentuÂkan kemudian. Artinya saya beÂlum memutuskan apa perlu Refly diadukan.
Tapi secara kelembagaan, itu urusan Ketua MK yang menjaÂwabÂnya. Bagi saya kalau meÂmang dia (Refly) merasa salah dan ya meminta maaf saja, saya akan maafkan.
Kalau Refly merasa benar, seÂhingga tidak perlu minta maaf?Ya nggak apa-apa juga. Tapi kalau minta maaf, ya sebagai maÂnusia tentu kita maafkan. Akuin saja kesalahan, kan sudah selesai. Namanya manusia kan ada saja khilafnya.
Kenapa nggak langsung berÂsikap soal langkah hukum itu?Jangan terburu-buru. Energi kita hanya untuk kepentingan bangsa yang lebih luas. Di MK masih banyak perkara yang harus kita selesaikan. Itu yang lebih penting. Tapi saya berhak untuk memperoleh rehabilitasi.
Bagaimana kalau waktu itu tidak ada penyelesaian melalui MKH?Ya, stigma keÂpada saya dan reÂkan yang lain itu akan menjadi sebuah pertanyaan yang tidak pernah terjawab secara tuntas.
Apakah sudah berÂbiÂcara deÂngan Refly?Nggak ada. Saya juga tidak meÂlaÂkukan apa-apa. Saya pasif saja. Mungkin juga mereka yang meÂnuduh saya masih belum puas. Sebab, saya baca dari beberapa media bahwa mereka masih beÂlum percaya. Ayolah, artinya mereka masih terus mencari-cari, maka dalam posisi itu saya siap. Bahwa dari sisi etik sudah selesai. Itu harus hargai oleh semua piÂhak. Yang penting jangan meÂmakÂsakan kehendak, dan melaÂkuÂkan cara-cara yang tidak etis untuk membenarkan asumsinya. Itu yang tidak boleh.
Bagaimana kalau Refly maÂsih mencari-cari kesalahan Anda?Kalau dia jual, ya kita beli. Saya siap mengahadapi segalaÂnya.
Anda boleh senang sekarang ini, tapi kan masih ada KPK, apa Anda siap diperiksa?Ya, silakan saja. Dulu kan kita meneruskan hasil investigasi saja untuk dilakukan pemeriksaan. Cuma perlu diingat, di KPK itu baru proses penyelidikan, peÂngumÂpulan bukti-bukti. Kalau tidak cukup buktinya, maka tidak bisa ditingkatkan untuk menjadi penyidikan. KPK harus terbuka, tidak perlu dipaksa-paksa untuk dinaikkan ke penyidikan. Tapi siapa tersangkanya, kita belum tahu. Yang jelas, saya tidak meÂlakukan perbuatan itu. Secara etik saja, pertemuan itu tidak ada, lalu apa lagi.
Tapi KPK tidak terpengaruh dengan sidang etik?Etik itu juga tidak terpengaruh dalam proses penyidikan KPK. Masing-masing lembaga berÂbeda. Maka KPK harus berlaku profesional juga.
Apa sampai sekarang Anda suÂdah dikonfirmasi oleh KPK?Belum ada. Saya siap, dan meÂnunggu saja. Kalau ada undangan ataupun panggilan, nggak ada masalah untuk membantu KPK agar kasus ini terang benderang. Sebagai warga negara semua sama di hadapan hukum.
[RM]
BERITA TERKAIT: