Para pemimpin Indonesia juga senang memakai Batu Mulia yang menjadi bagian dari penampilan mereka untuk menambah kewibawaan dan kharismanya. Seperti Presiden Soekarno dan Soeharto yang menggunakan Batu Merah Delima,
Habibie Batu Berlian, Gus Dur Batu Jamrud Hijau, Megawati Batu Black Safir, dan Presiden SBY menggunakan Batu Biduri Kucing atau yang lebih dikenal sebagai Batu Cat's Eye.
Selain dari khasiat dan mitos yang menyertainya, penggunaan batu
cincin para pemimpin negeri ini pasti bukan sembarang cincin dan yang jelas harganya sangat mahal. Bayangkan saja, batu permata jenis kelas satu seperti mirah delima (ruby) atau safir (blue saphhire) yang kualitasnya bagus, harganya tidak akan kurang dari Rp. 5.000.000 per karatnya. Ukuran mata cincin yang dipakai pada umumnya tidak kurang dari 10 karat . Jadi minimal aksesoris tersebut berharga Rp.50.000.000. Ini belum termasuk tatahan berlian, dan emas sebagai pengikatnya.
Harga satu batu permata tidak hanya bergantung dari kualitas standard seperti warna, cacat atau tidak, dan kebersihannya. Tapi juga tergantung pada hal-hal yang sifatnya sangat subyektif, misalnya "star" atau pantulan cahaya natural, yang bila pantulan sinarnya berjumlah ganjil, misalnya lima, maka akan menjadi lebih mahal daripada yang berpantulan genap. Dan juga tergantung dari guratan yang terbentuk di batu mulia tersebut, ada yang berbentuk orang, benda, ataupun binatang tertentu.
Kepercayaan terhadap khasiat dan daya pada batu permata tersebut
merupakan kultur dinamisme, yang masih eksis dimasyarakat kita dari zaman dahulu hingga sekarang. Karena unsur-unsur subyektif ini, maka tidak ada suatu standar tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan harga sebuah batu Mulia. Maka tidaklah heran bila ada seseorang yang "gila" terhadap batu permata tertentu, berani membayar ratusan juta rupiah, bahkan milyaran rupiah terhadap batu permata yang disukainya.
[wid]
BERITA TERKAIT: