Tawaran untuk menggantikan monopoli korporasi yang menyebabkan eksploitasi kemanusiaan dan alam selama ini mendapatkan tawaran ilutif berupa monopoli negara. Rakyat jelata yang terdiri dari buruh, petani gurem, perajin lemah, nelayan kecil, pedagang kecil kelompok miskin kota dimobilisir untuk melakukan protes jalanan, pemogokkan, dan juga sabotase untuk rebut kuasa atas negara.
Pengorganisasian yang dilakukan jika pun berhasil, ujungnya akhirnya kuasa politik jatuh pada segelintir elit politik, ke tangan para organiser terdidik di tengah pahit getir hidup keseharian jelata para pendukung perubahan. Kepemimpinan elite kapitalis berganti elite proletarian.
Pemimpin organisasi buruh, petani dan nelayan dan rakyat miskin kota datang menggantikan kuasa para kapitalis birokrat dan elit kaya. Lalu para elit kapitalis dalam situasi chaos segera sesuaikan strategi, mereka menyajikan proposal penyelamatan agar ekonomi segera pulih kembali.
Pengkhianatan baru dari para elit terjadi. Keinginan untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas berganti dengan masyarakat baru yang dipimpin oleh diktator proletariat. Antara teori dan modus operandinya berjalan berlainan. Kepemimpinan diktator dan otokratis gantikan sistem pemerintahan bercorak kapitalis.
Kapitalis segera mengubah arah. Sebabnya merekalah yang paling besar dalam kemampuan untuk menentukan pilihan di tengah rakyat jelata yang hidup papa. Hendry Hope, usahawan Amsterdam yang komentari perdagangan dunia tahun 1784 katakan soal kapitalisme ini, "ia sering jatuh sakit, tapi tidak pernah mati" (Braudel, 1980). Dia memang berganti, tapi mirip seperti kakak kandungnya.
Hasilnya dapat kita lihat, dari setiap proyek revolusi yang terjadi hasilnya adalah monopoli negara. Negara menjadi sahabat kapital yang hasilkan model pemerintahan seperti China, Vietnam, Rusia dan Kuba, Korea Utara. Atau varian varian baru model kapitalisme negara (
state-led capitalism) yang pernah Indonesia terapkan di masa Orde Baru sebelum masuk jadi kapitalis pasar (
market-led capitalis) sepenuhnya setelah Orde Reformasi.
Kapitalisme yang bukan hanya semata bicara soal sistem ekonomi segera membentuk formasi baru. Kapitalisme berjalin kelindan dengan seluruh kebudayaan yang mengafirmasinya untuk bertahan hidup. Dia tanpa malu malu tetap mengambil keuntungan dari sistem "sosialisme palsu". Kapitalisme tidak mati karena sebab sebab endogen yang diprediksi Karl Marx.
Krisis ekonomi ternyata hanya sebabkan kehancuran mereka yang lemah, tapi juga menambah konsentrasi monopoli dan akumulasi kekayaan dan kekuasaan elit kapitalis. "Negara sosialis" yang tercipta ternyata tidak ada yang membuang tradisi keistimewaan (
privilege) kultural maupun intelektual, dan lain lain. Mereka sepenuhnya gagal sambut model persamaan, kebebasan, dan kebahagiaan.
Singkirkan Monopoli KorporasiJantung dari kapitalisme adalah korporasi. Melalui korporasi yang kuasanya ada di tangan mereka, para kapitalis terus akumulasi kekayaan dan kekuasaan untuk subordinasi negara, pemerintah dan masyarakat sipil.
Monopoli korporasi sesungguhnya masih dapat digantikan oleh selain monopoli negara, yaitu melalui monopoli perusahaan rakyat. Korporasi kapitalis itu masih dapat digeser keberadaanya, dan bahkan untuk didorong perubahannya dengan cara setengah paksa melalui praktik perusahaan demokratik, yaitu suatu perusahaan yang kuasa besarnya ada di tangan para pekerja, di tangan para konsumen yang selama ini jadi gedibal kepentingan kapitalis.
Pergeseran perubahan ke arah sistem perusahaan demokratik ini juga berikan dua cara jitu. Bisa dimulai dengan bangun praktik praktik kecil model koperasi, kepemilikan saham perusahaan oleh buruh (
employee share ownership plan/ESOP), model perusahaan mutual dan lain lain. Selain secara simultan bangun kampanye tentang arti penting perusahaan demokratis dsn bahaya yang mengancam masa depan dari sistem korporasi kapitalis.
Ada beberapa keuntungan mendasar dalam penerapan strategi penerapan model perusahaan demokratik dalam upaya melawan korporat kapitalis. Sistem perusahaan demokratik yang kuasa pengambilan keputusannya itu berada dalam basis orang (
people-based) bukan basis modal (
capital-based) akan tetap mampu berikan jawaban pragmatik kebutuhan masyarakat sehari hari, akan mendorong menyusutnya pamor atau bahkan jadikan model korporasi kapitalis konvensional tidak relevan lagi karena perbedaan cara kerja dan tujuan perusahaan demokratis.
Tak hanya itu, perusahaan demokratis ini menjadi lebih terukur perubahanya. Lebih terkontrol dan jelas tahapannya. Lebih jelas target untuk mencapai cita cita keadilan dan kemanusiaan. Juga mudah dipahami dan dikerjakan oleh orang awam sekalipun.
Tahap pertama adalah mendorong inisiatif masyarakat di seluruh kelompok organisasi, komunitas, di tempat tempat kerja, di kantor, pabrik, sekolah, kampus, perumahan untuk bangun model perusahaan demokratis, yaitu perusahaan yang kuasa keputusannya itu berbasis orang bukan basis modal.
Tahap kedua, membangun pengorganisasian dengan membentuk federasi federasi dari organisasi basis orang untuk membangun dan meningkatkan posisi tawar.
Tahap ketiga, mendorong pengambilalihan kuasa politik negara ke tangan rakyat demokratik yang telah terdidik dalam persekutuan perusahaan demokratis. Kemudian rebut perubahan perubahan regulasi dan kebijakan dengan kuasai parlemen dan pemerintahan.
*Penulis adalah CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR) dan Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES)
BERITA TERKAIT: