Omon omon, memberi nilai kepada orang lain memang gampang, tapi itu jarang berani kita lakukan. Terlalu banyak variabel yang harus kita nilai dan terlalu berat tanggung jawab atas nilai yang diberikan tersebut jika keliru atau salah atau tidak sesuai.
Biasanya guru atau dosen yang memberi nilai kepada muridnya, itupun setelah mereka melalui ujian. Nilai 5 (merah) pasti tidak lulus. Kalau nilai 1,1 bisa bisa dikeluarkan dari sekolah. Selama kita sekolah, belum pernah saya lihat guru setega itu yakni memberi nilai 1,1 kepada muridnya.
Atau kalau dalam perusahaan, biasanya penilaian atas kinerja karyawan biasanya dilakukan oleh tim khusus. Biasanya berasal dari eksternal sebagai pembanding dan tim internal. Seorang direktur sekalipun tidak berani lancang menilai karyawannya dengan ukuran seperti itu, tetapi akan menggunakan tim yang independen.
Kalau dalam pergaulan sehari-hari belum pernah kita melihat ada orang menilai orang lain seburuk itu. Apalagi cuma lawan debat. Debat ya debat, urusan memberi nilai kepada orang lain bukan urusan yang berdebat. Biarkan orang banyak yang memberi nilai atas debat tersebut siapa sebenarnya yang unggul atau berprestasi.
Tapi omon-omon, apakah benar seburuk itu kinerja Pak Prabowo soal pertahanan negara Indonesia? Dengan nilai merah dan nilai 1,1 berarti ini sudah pada level yang membahayakan, sangat rapuh. Bisa jadi kita akan mudah digebuk negara lain. Sekali gebuk oleh negara-negara ASEAN, kita bisa bubar kalau begitu.
Ini kalau merupakan suatu penilaian yang obyektif dan benar, tentu malam ini semua gak enak tidur, membayangkan betapa rapuhnya kinerja pertahanan negara kita. Sadis ya?
*Penulis adalah pengamat politik ekonomi
BERITA TERKAIT: