Pertemuan persahabatan dan diskusi strategis tersebut berlangsung antar dua sahabat lama dan baik. Perspektif pertemuan dan diskusi diletakkan dan diposisikan dalam kerangka pembangunan Indonesia Raya - Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Juga dalam kerangka penguatan kelembagaan Lemhannas RI.
Wagub Lemhannas RI Letjen TNI M.S. Fadhilah adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) Tahun 1988 A. Sebelumnya pernah menjadi Ajudan (ADC) Wakil Presiden Kesepuluh RI Prof. Dr. Boediono. Kemudian menjadi Komandan Korem (Danrem) Halu Oleo (membawahi teritorial Provinsi Sulawesi Tenggara).
Lalu dipromosikan menjadi Danrem Pamungkas (membawahi teritorial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya) dengan posisi jabatan jenderal bintang satu (Brigadir Jenderal/Brigjen). Selanjutnya menjadi Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI-AD (Kadispenad).
Kemudian menjadi Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro (membawahi teritorial Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Kemudian dipromosikan menjadi Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI (Kapuspen) dengan posisi jabatan jenderal bintang dua (Mayor Jenderal/Mayjen).
Selanjutnya dipromosikan menjadi Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan (membawahi teritorial Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau). Kini menjadi Wakil Gubernur (Wagub) Lemhannas RI dengan posisi jabatan jenderal bintang tiga (Letnan Jenderal/Letjen).
Penulis, yang juga mantan Pansus UU Pertahanan Negara dan Anggota MPR RI/Anggota DPR RI, bertemu dan berdiskusi bersama dengan Wagub Lemhannas RI Letjen TNI M.S. Fadhilah. Intisarinya adalah membangun Indonesia maju dan relasinya dengan Lemhannas RI.
Perspektif dari narasi tersebut adalah peningkatan kualitas peran, tugas, dan tanggungjawab strategis kenegaraan Lemhannas RI. Sebuah dan serangkaian peran, tugas, dan tanggung jawab yang dilaksanakan dan diselenggarakan bersama dengan sejumlah kelembagaan strategis terkait lainnya.
Khususnya dan intinya adalah untuk mewujudkan dan membumikan tugas pokok dan fungsi utama dari kelembagaan Lemhannas RI. Pelaksanaan dan pengorganisasian tersebut tentu berdasarkan tugas pokok dan fungsi utama masing-masing kelembagaan.
Namun kesemuanya dan keseluruhannya senantiasa dijiwai, disemangati, didarahi, dan dinafasi dengan satu tugas dan fungsi panggilan pengabdian yang berbobot dan berdampak. Bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional Indonesia berdasarkan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945.
Pengabdian tersebut dipersembahkan untuk menjaga, merawat, membangun, dan memajukan Indonesia dalam format wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berideologi dan berfalsafah Pancasila berdasarkan dan berlandaskan UUD NRI Tahun 1945 beretos dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Juga Indonesia dalam format jelas dan posisi tegas yang mempunyai kesiapan, kemampuan, dan kematangan untuk bertumbuh dan berkembang. Perihal tersebut pada gilirannya, memengaruhi dan menentukan keseluruhan dinamika dan dialektika persaingan, pergaulan, dan persahabatan dalam kawasan regional dan dunia internasional.
Khususnya untuk membangkitkan, menguatkan, dan mengukuhkan NKRI yang demokratis dan konstitusional. Juga NKRI yang memiliki kekuatan, kemampuan, dan kematangan integrasi nasional serta bobot wawasan kenusantaraan dan kebangsaan yang berkelas tinggi dan berkategori kuat.
Tentunya yang berbasis pada integritas, kredibilitas, kualitas, kapasitas, kapabilitas, dan profesionalitas Lemhannas RI. Dan juga tentunya dengan dukungan dan kerjasama dengan institusi-institusi strategis kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
Berbasis dan berintikan pada penguatan peran, tugas, dan tanggungjawab kelembagaan Lemhannas RI terhadap Pembangunan Kualitas Sistem Ketahanan Nasional Indonesia.
Kemudian berkaitan dan bermaterikan pada penguatan peran, tugas, dan tanggungjawab Lemhannas RI untuk menyebarkan, membumikan, dan menyuburkan sistem nilai (Nilai-Nilai) Pancasila. Juga untuk melakukan dan menyelenggarakan perihal dan perspektif yang sama terhadap Nilai-Nilai Kenusantaraan dan Kebangsaan Indonesia.
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, kuat, maju, adil, makmur, dan sejahtera adalah sebuah negara bangsa dan negara kawasan. Keberadaan Indonesia terletak, berada, bertumbuh, dan berkembang di tengah-tengah percepatan, perluasan, dan peningkatan dinamika dan dialektika lokal, nasional, regional, dan internasional.
Terutama dalam konteks persaingan, pergaulan, dan persahabatan kawasan regional dan global internasional. Indonesia sebagai negara bangsa dan negara kawasan - dengan posisi dan eksistensi yang merupakan Negara Penggagas, Pendiri, dan Anggota Gerakan Non-Blok.
Sebuah dan serangkaian konteks dan kerangka yang penuh dengan penataan, pemeliharaan, dan pelembagaan konsolidasi demografi; pergerakan, pengembangan, dan pembangunan ekonomi hijau; pergerakan, pengembangan, dan pembangunan ekonomi biru; penguatan, pembudayaan, dan pengukuhan digitalisasi; dan pengerahan, penyiapan, dan pemastian anatomi, konfigurasi, dan ekosistem Indonesia dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Konteks dan kerangka tersebut dibangun dalam satu paket ikatan keutuhan dan kekuatan yang menyiapkan dan memastikan kebangkitan dan kemajuan Indonesia.
Kebangkitan dan kemajuan Indonesia sangat diwarnai, dipengaruhi, dan ditentukan oleh dinamika dan dialektika internal dan eksternal Indonesia. Kualitas situasi, kondisi, suasana, dan perkembangan domestik dalam negeri dan global luar negeri, merupakan substansi yang penting, berpengaruh, dan menentukan.
Dengan demikian, perspektif tersebut menjadi panduan pemikiran dan basis dasar pertimbangan untuk membangun, membangkitkan, dan memajukan Indonesia.
Perspektif tersebut, pada gilirannya amat berkaitan dengan kepemilikan akar kuat dan hubungan erat dengan sejumlah materi kandungan yang strategis. Berkaitan dengan materi kandungan historis, sosiologis, ekonomis, politis, dan ideologis Indonesia dan kawasan.
Materi kandungan tersebut memiliki konteks dan relasi dengan ide, gagasan, dan pemikiran Sang Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI Bung Karno.
Pemikiran strategis Bung Karno mempunyai keutuhan dan kekuatan dalam kerangka memosisikan, mengagregasi, dan mengartikulasi peran dan keberpengaruhan Indonesia di negara-negara kawasan dan dunia internasional.
Konteks dan relasi tersebut, pada dasarnya berintikan pada jiwa dan semangat serta darah dan napas pemikiran geopolitik Bung Karno. Pemikiran Geopolitik yang sungguh-sungguh memperjelas, mempertegas, dan memperkuat garis dan kebijakan serta arah dan orientasi "Politik Negara" dari Indonesia.
Khususnya politik yang bersifat ideologis strategis dan doktrin makro Indonesia tentang relasi regional dan hubungan internasional Indonesia. Hubungan dan kaitan yang dikandung maksud yaitu berbasis politik pertahanan negara, politik luar negeri, politik dalam negeri Indonesia.
Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI Bung Karno, memiliki dan menyebari pemikiran geopolitik Indonesia ke negara-negara lain di belahan tingkat kawasan regional dan tataran dunia internasional.
Para pemimpin negara-negara di dunia serta masyarakat regional dan internasional, pada dasarnya menyambuti, menyahuti, mengakomodasi, dan mengembangi pemikiran geopolitik Bung Karno.
Sebuah dan serangkaian pemikiran besar dan strategis yang secara substansial memiliki pancaran dan panduan juga terhadap kelembagaan Lemhannas RI untuk berperan, bertugas, berfungsi, dan bertanggung jawab.
Pemikiran besar yang utuh dan integral dari Bung Karno, pada gilirannya melandasi, menyinari, menerangi, mewarnai, dan menuntuni perjuangan dan pergerakan bangsa-bangsa dan negara-negara lain secara menyeluruh dan mendasar.
Terutama untuk menegakkan dan mengukuhkan tema-tema kedaulatan, keadilan, demokrasi, keamanan, dan perdamaian. Konstruksi dan substansi dari keseluruhan tema tersebut, pada dasarnya merupakan tema-tema pergumulan, pergulatan, dan tantangan Keindonesiaan dan kelembagaan Lemhannas RI.
Perspektif tersebut menjadi menarik dan semakin relevan karena mengandung dan menyuburkan api semangat dan spritualitas kawasan regional dan dunia internasional "berbasis dan bersumber" pada Indonesia Raya.
Sebuah kawasan dan dunia yang sejatinya merdeka, bebas, demokratis, aman, damai, adil, makmur, sejahtera, setara dan seimbang. Kesejatian tersebut mengandung prinsip yang wajib, dan doktrin yang mutlak, yaitu: sebuah situasi, kondisi, suasana, keadaan kawasan dan dunia yang tanpa diskriminasi, yang tanpa intervensi, yang tanpa invasi, dan yang tanpa aneksasi.
Utamanya dan intinya adalah konteks regional dan internasional yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, kuat, adil, makmur, dan sejahtera.
Perihal tersebut sepenuhnya ditumbuhkan dan disuburkan dalam suasana keamanan dan perdamaian abadi serta keadilan dan demokrasi sejati yang otentik. Juga yang seutuhnya dibangun dan dikembangkan dalam dinamika dan dialektika yang minus penindasan dan yang minus penjajahan.
Kemudian yang minus dan zero kebijakan, perlakuan, dan praktek kolonialisme dan neokolonialisme. Lagi pula yang minus dan
zero kebijakan, perlakuan, dan praktik imperialisme dan neoimperialisme dalam berbagai bentuk, wujud, jenis, sifat, pola, metode, cara, dan sistem apapun dan di mana pun.
Ada alur hubungan atau jaringan kaitan antara peran, tugas, dan tanggungjawab kelembagaan Lemhannas RI dengan atmosfir dan cakrawala pemikiran geopolitik Bung Karno. Kelembagaan Lemhannas RI harus senantiasa dan semakin mentransformasi keindonesian yang berperan melalui "Tupoksi" Lemhannas RI.
Makna perihal tersebut, pada dasarnya membutuhkan adanya dan terwujudnya prinsip doktrinal dan tekad substansial. Khususnya untuk mengaktualkan, menggelorakan, dan menyelenggarakan sejumlah agenda dan kebijakan strategis dan teknis.
Masyarakat, bangsa, negara Indonesia, dan khususnya kelembagaan Lemhannas RI, harus senantiasa dan mesti semakin menumbuhkan, menyuburkan, membumikan, mengukuhkan, dan menegakkan agenda dan kebijakan mendasar dan menyeluruh.
Lemhannas RI, terpanggil dan berkomitmen dengan prinsip dan doktrin serta agenda dan kebijakan Berdaulat di bidang politik; Berdikari secara ekonomi; Berkepribadian dalam kebudayaan - dengan berjiwa dan bersemangat gotong royong (bergotong riyong).
Bangunan dan muatan pemikiran, pertimbangan, dan kebijakan "politik pertahanan negara", "politik luar negeri", dan "politik dalan negeri" tersebut, sudah berurat dan berakar kuat serta berbasis dan bertumpu lama.
Berurat dan berbasis secara historis, sosiologis, ekonomis, politis, dan ideologis. Kemudian berurat dan berbasis juga pada penguatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, kultural, hukum, pertahanan, dan keamanan Indonesia.
Perihal tersebut pada gilirannya, menguati dan memaknai kualitas sistem ketahanan nasional Indonesia.
Dengan demikian, keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Negara Pancasila Indonesia, Negara Kenusantaraan Indonesia, dan Negara Kebangsaan Indonesia, pada dasarnya senantiasa dan semakin terjaga dan terawat.
Keindonesiaan terjaga dan terawat dengan tumbuhnya dan terbangunnya doktrin pemikiran, pertimbangan, dan kebijakan tersebut di atas. Doktrin dan ideologisasi secara otentik dan konkret dari politik pertahanan negara, politik luar negeri, politik dalam negeri Indonesia yang merujuk pada amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Kelembagaan Lemhannas RI adalah salah satu kelembagaan strategis kebangsaan dan kenegaraan yang terutama dan terdepan dalam konteks tersebut. Khususnya dalam kerangka merawati dan menguati sistem ketahanan nasional Indonesia.
Lemhannas RI harus senantiasa dan mesti semakin mempercepat dan memperkuat posisi dan peran domestik dalam negeri Indonesia. Juga tentu dan pasti mempercepat dan memperkuat posisi dan peran global Indonesia sehingga berpengaruh dan menentukan secara berarti.
Proklamator Kemerdekaan RI dan Presiden Pertama RI Bung Karno menggagas pendirian dan keberadaan kelembagaan Lemhannas RI. Bung Karno juga menggerakkan dan mengorganisasikan pembentukan dan kehadiran kelembagaan Lemhannas RI sebagai sebuah institusi strategis ideologis politis.
Keberadaan Lemhannas RI terutama berbasis pada pemikiran politik kebangsaan dan kenegaraan; pada penguatan wawasan kenusantaraan, kebangsaan, dan kenegaraan; pada pendidikan dan pengkaderan sumber daya manusia dan pemimpin bangsa dan negara.
Penguatan dan pemajuan Lemhannas RI diletakkan, dikembangkan, dan diorientasikan dalam kerangka Pembangunan kualitas dan profesionalitas Sistem Ketahanan Nasional Indonesia.
Kebermanfaatan dan kebermaknaan kelembagaan Lemhannas RI terletak pada kualitas pengembangan dan penguatan pemikiran, wawasan, kenusantaraan, kebangsaan, kenegaraan, dan kepemimpinan.
Pengembangan dan penguatan tersebut bertumpu pada kualitas ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan kultural.
Keberadaan Lemhannas RI, pada dasarnya memiliki ikatan kuat kebangsaan dan hubungan erat kenegaraan dengan pemikiran Geostrategis Indonesia. Tumbuh, terbangun, bangkit, dan maju dalam kerangka relasi antara penyelenggaraan dan pengorganisasian Lemhannas RI dengan pengembangan dan pembumian nilai-nilai pemikiran geopolitik.
Kemudian aktualisasi dan sosialisasi tugas pokok dan fungsi utama Lemhannas RI, tentu diarahkan dan ditujukan untuk menginisiasi, mengisi, dan memaknai perspektif pemikiran dan pertimbangan akan keberadaan, kebangkitan, dan kemajuan Lemhannas RI.
Kerangka dasar dan bangunan utama percepatan, perluasan, dan peningkatan intensi, kualifikasi, dan eskalasi pembumian nilai-nilai tersebut, harus senantiasa terjaga dan terawat.
Penjagaan dan perawatan yang rapi, tertib, dan disiplin. Kemudian mesti selalu bertumbuh dan berkembang dengan jiwa dan semangat serta pola dan pendekatan
civil society. Juga mesti selalu dengan jiwa dan roh serta darah dan nafas demokrasi dan konstitusi (demokratis dan konstitusional).
Lemhannas RI merupakan sebuah kelembagaan yang terutama. Juga sebagai sebuah kelembagaan yang terinti dalam kerangka pembangunan sistem ketahanan nasional NKRI. Sebuah kelembagaan yang memiliki tugas dan fungsi strategis, dan yang mempunyai peran dan tanggung jawab penting.
Khususnya dalam kerangka pembangunan dan pemajuan Indonesia Raya. Tugas, fungsi, peran, dan tanggungjawab tersebut, bertujuan luhur, adab, dan mulia. Terutama untuk merancang, mengagendakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan pendidikan dan pengkaderan "kebangsaan dan kenegaraan" yang "Indonesiawi".
Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI (Wagub Lemhannas RI) Letjen TNI M.S. Fadhilah, memiliki anatomi dan konfigurasi kepribadian dan kepemimpinan yang relatif paripurna.
Intisarinya adalah ekosistem yang pada gilirannya semakin menguati dan menaknai keberadaan dan kemajuan Lemhannas RI. Berintikan pada kualitas, integritas, kredibilitas, kapasitas, dan profesionalitas.
Wagub Lemhannas RI merupakan seorang perwira tinggi berpangkat jenderal bintang tiga yang berkomitmen kuat, berkinerja serius, dan berprestasi gemilang. Terutama dalam kerangka membangun dan memajukan kelembagaan demi untuk kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
Posisi dan signifikansi kelembagaan Lemhannas RI semakin bermakna ketika diperkuat dengan formasi kepemimpinan yang saling melengkapi dan menguati.
Kini Lemhannas RI dipimpin oleh Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, Wakil Gubernur (Wagub) Lemhannas RI Letjen TNI M.S. Fadhilah, dan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI Komjen Pol. Purwadi Arianto.
Penulis sudah mengenal lama dan baik dengan ketiga figur pemimpin tersebut. Ketiganya memiliki pemahaman, penghayatan, penjiwaan, pengalaman untuk menerjemahkan dan membumikan visi, misi, program, agenda, dan kebijakan Presiden RI Jokowi dalam kerangka Lemhannas RI.
Menurut Penulis yang juga pernah menjadi pembicara di Lemhannas RI dan khususnya menjadi Pembicara di FGD Lemhannas RI bersama Gubernur Lemhannas RI dan Wakil Ketua MPR RI, bahwa ketiga figur kepemimpinan Lemhannas RI yang sekarang, searah dan sebangun dengan kepemimpinan Presiden RI Jokowi.
Kelembagaan Lemhannad RI dengan kepemimpinan Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, pada dasarnya memiliki kemampuan, kemauan, dan kematangan untuk mentrasformasi kelembagaan Lemhannas RI.
Perspektif dan hakekat kualitas kepemimpinan tersebut, diletakkan dan diabdikan untuk mengembangkan, mewujudkan, dan mempraxiskan hakikat pemahaman, penghayatan, dan penjiwaan atas visi, misi, dan program kenegaraan RI.
Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto yang juga mantan Sekretaris Kabinet RI adalah seorang akademisi, intelektual, dan ilmuwan dengan kekhususan studi pengkajian akademik keilmuan hubungan internasional, pertahanan, keamanan, intelijen.
Sestama Lemhannas RI Komjen Pol. Purwadi Arianto adalah seorang lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1988 B, pernah menjadi pejabat struktural di Bareskrim Mabes Polri, Wakil Kapolda Metro Jaya, dan Kapolda Lampung.
"Salam Ketahanan Nasional, Salam Negara Pancasila, Salam Kemasyarakatan, Kebangsaan, Dan Kenegaraan Indonesia".Penulis adalah Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia; Pernah Menjadi Pembicara Di Lemhannas RI
BERITA TERKAIT: