DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

Kemerdekaan Sama Ratap Sama Tangis

Oleh: Front Pelopor

Minggu, 17 Agustus 2014, 00:13 WIB
Kemerdekaan Sama Ratap Sama Tangis
BUNG KARNO sebagai Proklamator dan pendiri bangsa pemah menyatakan bahwa Kemerdekaan merupakan jembatan emas menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur. Tapi, Bung Kamo juga menyatakan bahwa jikalau kusir yang akan mengendarai kereta kencana yang akan melewati jembatan emas tersebut bukan dari kaum Marhaen, maka kita tidak akan pemah menuju kepada suatu masyarakat yang adil dan makmur, melainkan menuju kepada suatu masyarakat yang sama ratap sama tangis.

Memasuki usia 69 tahun Kemerdekaannya, Republik Indonesia kini tengah menghadapi dan mengalami dinamika kehidupan berbangsa dan bemegara yang kita rasakan semakin jauh dari cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dilakukannya 4 kali amandemen terhadap UUD 1945, telah merubah secara substansial tatanan kehidupan berbangsa dan bemegara. baik dibidang politik, ekonomi, sosial-budaya maupun pertahanan dan keamanan.

UUD 1945 yang telah diamandemen melahirkan derivat Undang undang serta peraturan peraturan pemerintah yang dijiwai bukan oleh semangat gotong royong, tetapi dijiwai oleh semangat 'free market liberalism'. 'Free market liberalism' yang dilahirkan dari rahim 'demokrasi liberal' sejatinya merupakan suatu 'faham' yang sangat bertentangan secara diametral dengan ideologi PANCASILA yang lahir dari falsafah 'gotong royong'. Free market liberalism telah banyak melahirkan elite-elite politik yang tidak lagi memiliki semangat 'nasionalisme' dan 'patriotisme', tetapi lebih memilih untuk 'menghamba kepada kepentingan asing' dengan bersedia menjadi 'proxy' mereka.

Pemilihan umum Presiden yang belum lama berlangsung, dan kini masih dalam proses penanganan perselisihan di Mahkamah Konstitusi menjadi bukti adanya pertarungan antara kelompok politik yang menjadi 'proxy' kepentingan asing disatu pihak, berhadapan dengan kelompok politik yang membela kepentingan nasional Indonesia.

Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi akan menjadi momentum penting yang sangat menentukan perialanan kehidupan bangsa dan negara kedepan, apakah keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut akan melahirkan Calon Presiden yang comitted terhadap kepentingan untuk memajukan nasion dan rakyat Indonesia, atau malah sebaliknya, seperti yang pernah disampaikan oleh Bung Karno pada pidato HUT Proklamasi 1963, dan sejarah akan menulis, disana diantara benua asia dan australia,diantara lautan teduh dan lautan indonesia, adalah hidup suatu bangsa yang mula mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya menjadi kuli diantara bangsa-bangsa.

Tulisan dikirim oleh organisasi Front Pelopor Menyambut 69 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA