Bandung seperti sedang hujan gerimis abadi ketika nama Ridwan Kamil disebut. Bukan hujan romantis ala Jalan Braga, tapi hujan tipis yang masuk ke tulang, bikin merinding, bikin orang bertanya,
“Kunaon atuh nasib jalma ieu?”
Hidup Ridwan Kamil belakangan mirip Gedung Sate saat lampu dipadamkan, tetap berdiri megah, tapi dingin dan sepi. Entah dosa apa yang sedang diuji, atau jangan-jangan semesta sedang menekan tombol “hard mode” tanpa aba-aba.
Bab pertama tragedi ini dimulai jauh dari Asia, di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Mei 2022. Air sungai yang katanya cantik itu berubah jadi algojo sunyi bagi Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, putra sulungnya.
Eril terseret arus saat berenang, dicari berhari-hari, lalu ditemukan tak bernyawa. Sejak hari itu, Ridwan Kamil seperti kehilangan satu sayap. Senyumnya masih ada, tapi rasanya seperti senyum patung di Taman Lansia, diam, beku, dan menyimpan duka.
Belum sempat Bandung benar-benar kering dari air mata, datang babak berikutnya. Kasus dugaan korupsi pengadaan iklan Bank BJB menyeret namanya ke lorong hukum.
KPK menggeledah rumahnya di Bandung, menyita satu unit motor Royal Enfield, moge yang biasanya gagah di jalanan Dago, kini jadi barang bukti. Barang elektronik ikut diangkut, dokumen disisir, bahkan kendaraan lain turut diamankan. Periode kasusnya 2021-2023.
Hidupnya seperti Pasar Baru saat razia, satu per satu dibongkar, tak peduli rapi atau berantakan.
Publik belum selesai bergosip, eh muncul isu perselingkuhan dengan selebgram Lisa Mariana. Benar atau tidak, isu ini menempel seperti stiker di angkot St. Hall?"Ledeng, susah dilepas.
Klarifikasi sering kalah cepat dari
screenshot. Di sini, kebenaran bukan soal bukti, tapi soal seberapa cepat viralnya.
Di rumah, badai lain datang. April 2024, Camillia Laetitia Azzahra, Zara, mengumumkan melepas hijab lewat Instagram @camilliazr.
Ia bilang sudah diskusi panjang dengan keluarga, ingin jujur pada diri sendiri, tidak pindah agama, dan minta orang tua tak disalahkan.
Tapi netizen, seperti biasa, lebih suka ceramah dari empati. Keputusan personal berubah jadi mimbar nasional. “Hadeuh,” kata orang Sunda, “urusan hate sok dipariksa rame-rame.”
Politik pun ikut menyenggol. Pilkada DKI Jakarta 2024. Ridwan Kamil maju dengan dukungan hampir semua partai besar. Gerindra, Golkar, PKS, PAN, Demokrat, NasDem, kecuali PDIP. Koalisi gemuk, baliho di mana-mana. Tapi hasilnya pahit, kalah.
Jakarta bukan Bandung yang romantis, pemilihnya kritis, sinis, dan tak selalu nurut partai. Isu pribadi, kasus Bank BJB, gosip rumah tangga ikut jadi beban. Ia gagal melaju sebagai Gubernur DKI 2025-2030.
Kini, klimaks paling sunyi. Akhir 2025, Atalia Praratya resmi menggugat cerai Ridwan Kamil di Pengadilan Agama Bandung. Perkara terdaftar, sidang perdana dijadwalkan pekan ini.
Panitera PA Bandung, Dede Supriadi, membenarkan. Detail materi gugatan dirahasiakan, nomor perkara pun “lupa”.
Proses akan tertutup, sesuai aturan. Tidak ada pernyataan resmi dari kedua pihak. Sunyi, seperti malam di Alun-alun setelah pedagang pulang.
Hidup Ridwan Kamil kini seperti Kota Bandung saat macet total, semua berhenti, klakson bersahutan, orang menunggu tanpa tahu kapan jalan kembali lancar.
Kita bisa tertawa dengan satire, menggeleng dengan sarkasme, penasaran dengan gosip. Tapi di balik semua itu, ada manusia yang mungkin tiap malam bertanya pelan,
“Iraha ieu sadayana réngsé?” Bandung pun hanya bisa menjawab dengan lampu kota yang redup, entahlah, Kang.
Isu berhembus makin deras,
Rumah tangga jadi goyah.
Kasus Lisa bikin panas,
Cinta retak terasa payah.
Sidang cerai mulai digelar,
Publik heboh penuh tanya.
Ridwan Kamil tampak bergetar,
Atalia teguh langkahnya.
Rosadi JamaniKetua Satupena Kalbar
BERITA TERKAIT: