Suatu tindakan yang betul-betul membuat saya dan pasti para penumpang SJ 255 lainnya jengkel dan marah. Mengapa di-cancel dan dipindahkan 2 (dua) hari kemudian? Apa pun alasannya, tindakan Sriwijaya Air jelas amat merugikan penumpang. Perusahaan sama sekali tidak memberikan imbalan apa pun kepada penumpang yang menjadi korban. Mereka disuruh tunggu 2 (dua) hari lagi untuk diterbangkan ke Jakarta. Lalu, kami harus tinggal dimana dan harus bengong selama dua hari? Pimpinan Sriwijaya Air betul-betul tidak punya hati-nurani dan perasaan.
Mestinya, Sriwijaya Air wajib menerbangkan semua peÂnumpang SJ 255 ke Jakarta secepatnya dengan pesawat lain atas tanggungan perusahaan. Kalau pun hari itu tidak bisa, para penumpang diinapkan di hotel dengan tanggungan perusahaan juga. Rupanya, Sriwijaya Air menganggap penumpang tidak lebih dari kambing-kambing yang setiap saat bisa seenaknya ditendang.
Rabu 20 Juli pagi seorang pejabat Diklat NTT, Ibu Rambu, menghubungi kantor Sriwijaya Air di Kupang, memÂbeÂritahukan Sdr. Tjipta Lesmana tidak mau naik SJ 243 karena harus kembali ke Jakarta hari itu juga dan minta
refund tiket saya. Dijawab refund harus diproses di kantor
travel agent tempat saya beli tiket di Jakarta.
Ketika pesawat GA 243 yang saya tumpangi dari Kupang tanggal 20 Juli siang transit di Denpasar, saya telepon istri di Jakarta, minta dia segera menghubungi Kerubim Tour, tempat saya beli tiket Sriwijaya Air di Jakarta untuk memberitahukan bahwa Pertama, saya batalkan naik Sriwijaya Air dari Kupang ke Jakarta karena tidak bisa tunggu sampai 22 Juli. Kedua, supaya Kerubim Tour mengurus refund tiket saya. Bu Christy dari Kerubim Tour yang berbicara dengan istri saya.
Kemarin, 21 Juli siang, Kerubim Tour memberitahukan saya bahwa Sriwijaya Air mempersoalkan kenapa saya tidak “show up†di bandara Kupang, kenapa saya tidak
cancel peÂnerÂbangan. Lah, apakah saya harus muncul di bandara El Tari pada Jumat 22 Juli siang hanya untuk mengatakan saya cancel penerbangan saya SJ 243? Ini betul-betul ide gila! Dengan pernyataan kepada pegawai kantor Sriwijaya Air di Kupang bahwa Sdr. Tjipta Lesmana tidak akan mengambil penerbangan SJ 243 pada 22 Juli jam 13:20, dengan sendirinya itu berarti saya cancel penerbangan tersebut.
Tapi, jika pimpinan Sriwijaya Air tidak punya malu menolak refund biaya tiket saya, silakan. Uang Rp 852 ribu sangat keÂcil bagi saya untuk bisa mendapatkan fakta betapa jeÂleknya layanan Sriwijaya Air! Saya imbau kepada masÂyarakat, khususnya para pengguna jasa penerbangan, hati-hati memilih
airlines yang begitu brengsek dan tidak berÂtanggung jawab layanannya seperti Sriwijaya Air. Jangan sekali-sekali Anda menjadi korban seperti yang saya dan para penumpang SJ255 lainnya alami. Saya harus meÂngeluarkan uang Rp 2,6 juta untuk bisa terbang ke Jakarta siang itu juga (20 Juli) dengan GA 439!
Tjipta Lesmana, Jl. Alam Elok 8 No UF 7 Pondok Indah
BERITA TERKAIT: