JAM Pemuda Pancasila: Dari Jalanan ke Dunia Digital

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Rabu, 29 Oktober 2025, 23:09 WIB
JAM Pemuda Pancasila: Dari Jalanan ke Dunia Digital
HUT Pemuda Pancasilan dan peluncuran JAM, Selasa 28 Oktober 2025.
rmol news logo Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-66 Pemuda Pancasila terasa lebih spesial karena berbarengan dengan peluncuran aplikasi Just A Move (JAM). Bukan sekadar ojek online, JAM dirancang menjadi platform serbaguna, menyediakan layanan transportasi, belanja, pembayaran, hingga pengiriman barang. 

"Hari ini kita tidak hanya merayakan ulang tahun. Kita memulai babak baru Pemuda Pancasila, babak digital," kata Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno, membuka sambutan di di acara peringatan HUT dan peluncuran JAM di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

Babak baru yang dimaksud Japto adalah peluncuran JAM, aplikasi buatan anak bangsa yang menjadi super app pertama yang lahir dari rahim organisasi masyarakat. Kata JAM diambil dari inisial pemrakarsanya, Ketua DPW Pemuda Pancasila Provinsi Banten, Johan Aripin Muba.

"Aplikasi ini lahir dari semangat kemandirian teknologi dan pemberdayaan ekonomi rakyat," ujar Japto disambut tepuk tangan panjang ribuan kader dari 36 majelis wilayah dan lebih dari 400 cabang yang hadir

"Kami ingin masyarakat memiliki alternatif karya bangsa sendiri. Satu aplikasi untuk semua kebutuhan mobilitas," tambahnya.

Di layar raksasa, video promosi JAM menampilkan pengemudi berjaket oranye menembus lalu lintas Jakarta. “Dari lorong kampung sampai jalan protokol,” suara narator menggema, “JAM hadir untuk menggerakkan ekonomi rakyat, dari bawah.”

Peluncuran berlangsung simbolis. Bersama dua figur penting Ketua Umum 234 SC Abishalom Soerjosoemarno dan Ketua MPW PP Banten Johan Arifin Muba, Japto menekan tombol di podium digital. Seketika, logo JAM berpendar di layar: lingkaran merah-putih dengan kilatan kuning di tengah.

Tak berhenti di aplikasi, Pemuda Pancasila juga memperkenalkan program Waroeng Pancasila, hasil kolaborasi dengan 4.500 warung rakyat di Banten. Di sinilah JAM beroperasi pertama kali, menjadi sarana distribusi dan transaksi antara pengemudi, warung, dan konsumen.

Waroeng-waroeng itu kini menjadi simpul jaringan JAM. Para pemiliknya, mulai dari warung Madura sampai pedagang kaki lima mendapat pelatihan digital, perangkat pembayaran, dan akses ke sistem logistik sederhana.

“Dengan JAM warung kecil pun bisa bertransaksi seperti toko modern,” kata Johan Arifin.

Ide membentuk aplikasi ojek online ini muncul dari keresahan lama. Di banyak daerah, kader PP bekerja serabutan. Ada yang menjadi pengemudi ojek, ada pula pedagang kecil yang hidup dari hari ke hari. Ketika aplikasi transportasi daring tumbuh pesat, banyak dari mereka hanya menjadi pengguna -bukan pemilik atau pengelola.

"Selama ini kita hanya pakai aplikasi orang lain. Sekarang kita bikin sendiri," kata Johan.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA