Buku ini memotret gagasan dan kebijakan pendidikan Mendikdasmen Abdul Mu’ti yang dinilai berhasil menghadirkan arah baru bagi pendidikan Indonesia.
Buku tersebut ditulis oleh sejumlah akademisi dan praktisi pendidikan terkemuka yang membahas tujuh tema besar pemikiran Abdul Mu’ti, mulai dari penguatan karakter, tata kelola guru, pembelajaran mendalam, hingga penguatan budaya STEM.
“Buku ini menyajikan himpunan pemikiran Prof. Abdul Mu’ti yang termanifestasi dalam bentuk kebijakan pendidikan, kami dedikasikan untuk Prof. Mu’ti,” ujar Ketua Tim Penyunting, Khelmy K. Pribadi, dalam sambutannya.
Dalam prolog, Mike Hardy, sahabat Abdul Mu’ti, menyoroti komitmen Mu’ti terhadap pendidikan agama yang inklusif.
“Karya Mu’ti banyak menyoroti pendidikan agama dan pluralisme di Indonesia. Keragaman masih asing di sekolah Islam. Mu’ti mendorong reformasi kurikulum inklusif,” kata Mike.
Para penulis buku ini antara lain Mike Hardy, Haryatmoko, Haidar Bagir, Alissa Wahid, Doni Koesoema A, Rhenald Kasali, Ki Saur Panjaitan XIII, dan Stephanie Riady. Mereka sepakat bahwa arah kebijakan pendidikan di era Abdul Mu’ti menandai fase baru transformasi pendidikan nasional.
Haidar Bagir menilai program transformasi Kemendikdasmen memiliki fondasi kuat yang tak terlepas dari visi Mu’ti.
“Program transformasi yang dilakukan oleh Kemendikdasmen disuguhkan dalam satu peta jalan yang komprehensif dan berpihak. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari pikiran Abdul Mu’ti,” tulis Haidar.
Senada, Doni Koesoema A menilai kebijakan baru yang digagas Abdul Mu’ti akan mendongkrak kualitas belajar anak Indonesia.
“Transformasi pendidikan melalui kebijakan baru di era Abdul Mu’ti dinilai akan mampu mendongkrak kualitas belajar anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Alissa Wahid menyoroti dimensi karakter yang menjadi ciri khas pendekatan Mu’ti.
“Pendidikan karakter melalui pembiasaan adalah pendekatan yang baru,” tulis Alissa.
Sementara Stephanie Riady menegaskan pentingnya membudayakan STEM sebagai bagian dari kebijakan pendidikan berbasis inovasi.
“Membudayakan STEM melalui pembiasaan juga merupakan terobosan penting,” tulisnya.
Acara peluncuran buku ini turut menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan nasional seperti mantan Mendiknas Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, Ketua Komisi X DPR Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP, Dr. Haryatmoko, SJ, dan Dr. Stephanie Riady. Tak kalah istimewa, tiga mantan menteri pendidikan turut hadir memberi dukungan terhadap visi Kemendikdasmen: Wardiman Djojonegoro, Mohammad Nuh, dan Muhadjir Effendy.
Pemimpin Umum Harian Kompas, Lilik Oetama, dalam pengantar buku ini menegaskan bahwa suara dan gagasan Abdul Mu’ti mengingatkan pentingnya pendidikan yang berakar pada nilai kemanusiaan.
“Inti pendidikan tetaplah sama, yaitu membentuk manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Suara dari Prof. Mu’ti dan para tokoh lainnya harus terus digemakan,” tulis Lilik.
Buku ini menjadi refleksi intelektual atas visi Pendidikan Bermutu untuk Semua yang diusung Kemendikdasmen, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam pembangunan manusia dan pendidikan berkualitas.
BERITA TERKAIT: