JK Didorong Terlibat dalam Pemerintahan Transisi Palestina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Minggu, 26 Oktober 2025, 04:31 WIB
JK Didorong Terlibat dalam Pemerintahan Transisi Palestina
Kolase Mantan Wapres Jusuf Kalla dan Dewan Pembina Cakrawala Negarawan Sunanto. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
rmol news logo Gerakan pemikiran dan kepemudaan Cakrawala Negarawan menyatakan dukungan terhadap wacana pelibatan Jusuf Kalla (JK) dalam pemerintahan transisi Palestina. 

Dukungan ini mencuat setelah sejumlah pakar hubungan internasional menilai Indonesia memiliki peluang strategis untuk memainkan peran aktif dalam proses perdamaian Gaza pasca gencatan senjata.

Wacana tersebut sebelumnya disampaikan oleh sejumlah analis yang menilai Presiden Prabowo Subianto layak mendorong keterlibatan Jusuf Kalla sebagai figur netral, moderat, dan berpengalaman, yang dapat menjadi pemimpin sementara (caretaker) dalam proses politik transisi di Palestina. 

Gagasan ini dinilai sejalan dengan semangat diplomasi bebas-aktif Indonesia serta tradisi panjang dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

Dewan Pembina Cakrawala Negarawan Sunanto menilai keterlibatan Jusuf Kalla akan memberikan nilai simbolik sekaligus strategis bagi Indonesia di kancah diplomasi global.

“Mendorong Pak Jusuf Kalla ikut dalam pemerintahan transisi itu ide bagus. Beliau mewakili negara dengan umat Islam terbanyak, berasal dari kultur Islam Indonesia yang moderat, dan punya pengalaman luas dalam perdamaian. Kalau Pak Prabowo mendorong beliau, Indonesia bisa berpartisipasi besar,” ujar Sunanto dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Sunanto menambahkan, keterlibatan Jusuf Kalla akan menjadi bentuk partisipasi aktif Indonesia dalam mendorong stabilitas dan rekonsiliasi di kawasan Timur Tengah.

“Perdamaian adalah nilai universal yang sejalan dengan konstitusi kita. Kehadiran tokoh seperti Pak Jusuf Kalla di forum internasional menegaskan bahwa diplomasi Indonesia bukan sekadar kepentingan, tapi kemanusiaan,” tegasnya.

Jusuf Kalla juga dikenal luas sebagai negarawan dan juru damai dengan pengalaman panjang dalam menyelesaikan konflik secara dialogis.

Ia berperan penting dalam perdamaian Aceh (2005), rekonsiliasi Poso dan Maluku (2001–2002), serta sejumlah misi kemanusiaan internasional, termasuk bantuan untuk pengungsi Rohingya dan upaya perdamaian di Afghanistan.

Melalui kiprah tersebut, Jusuf Kalla dikenal sebagai tokoh yang menempatkan dialog, empati, dan kemanusiaan sebagai dasar diplomasi, sekaligus mencerminkan wajah Islam Indonesia yang moderat dan damai.

Cakrawala Negarawan menilai, bila wacana ini didorong oleh pemerintah Indonesia, hal itu akan menegaskan diplomasi moral Indonesia, diplomasi yang berpijak pada nilai kemanusiaan universal, bukan semata kepentingan politik.

“Indonesia memiliki warisan diplomasi yang khas: tidak menekan, tidak memihak, tapi menjembatani. Dalam konteks Palestina, tokoh seperti Pak Jusuf Kalla memahami bahwa perdamaian tak dibangun dengan kekuatan, tapi dengan kepercayaan,” jelas Sunanto.

Langkah ini diyakini akan memperkuat citra Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang aktif dalam isu global serta meneguhkan solidaritas Asia terhadap Palestina di tengah perubahan geopolitik dunia.

“Dengan pengalaman dan kredibilitas internasional yang dimiliki Jusuf Kalla, Indonesia berpotensi memegang peran strategis dalam membantu pembentukan pemerintahan transisi Palestina menuju tatanan politik yang stabil, demokratis, dan berdaulat,” pungkasnya. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA