Dalam pidatonya, Said Abdullah menyampaikan APBN 2026 diharapkan menjadi alat negara dalam menghadapi kondisi dunia yang dinamis.
"Sidang dewan yang terhormat, RAPBN 2026 yang kita mintakam persetujuan kepada sidang dewan paripurna sebagai alat negara, menghadapi dunia yang terus berubah. DFunia yang terus menghadapi perang narasi yang seolah tampak benar dan masuk akal tetapi sesungguhnya sedang menyamarkan kebohongan," kata Said Abdullah.
"Apakah APBN 2026 akan menjadi alat yang tangguh bagi pemerintah tentu itu akan kembali ke pemerintah sendiri," sambungnya.
Said menerangkan dalam pembahasan RAPBN 2026, mulai dari Komisi I hingga Komisi XIII, yang bermuara di Badan Anggaran, telah menghadapi proses yang panjang hingga akhirnya APBN tahun depan bisa menjadi kekuatan fiskal Indonesia yang tangguh.
Meskipun Rancangan APBN (RAPBN) 2026 belum dan mungkin tidak akan sempurna, pemerintah berkomitmen untuk menjadikannya karya terbaik yang dapat menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang.
"Kami terus berupaya semaksimal mungkin menjadikan RAPBN menjadi karya yang menjawab tantangan dan menjadi peluang. Dengan demikian Pemerintah perlu gesit kreatif dan inovatif memanfaatkan kekuatan fiskal pada RAPBN 2026," tutupnya.
BERITA TERKAIT: