Menurutnya, perbandingan angka utang tidak bisa dilihat hanya dari rasio semata, melainkan dari kemampuan suatu negara untuk membayar.
“Kalau di teori itu, angka-angka itu untuk melihat apakah suatu negara mampu membayar utang. Jadi sebetulnya yang dilihat adalah dua, apakah negara itu mampu dan mau membayar utang," kata Purbaya dalam konferensi pers di Kemenkeu, Jakarta pada Jumat, 19 September 2025.
"Jadi angka-angka itu tidak ngaruh hanya indikator awal aja," imbuhnya.
Ia menegaskan, Indonesia memiliki rekam jejak yang baik karena tidak pernah gagal bayar (default). Kekayaan nasional pun dinilai cukup untuk memastikan pembayaran utang berjalan lancar.
“Kita selama ini gak pernah default. Kekayaan kita juga cukup. Jadi gak usah takut dengan batas-batas itu,” sambungnya.
Adapun posisi utang pemerintah Indonesia diperkirakan nyaris tembus Rp9.000 triliun.
Berdasarkan data Center of Economic and Law Studies (Celios) utang pemerintah tembus Rp9.107 triliun hingga kuartal IV-2024.
BERITA TERKAIT: