Generasi Rentan Bisa Jadi Pilar Peradaban Jika Diberi Pegangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 15 September 2025, 14:44 WIB
Generasi Rentan Bisa Jadi Pilar Peradaban Jika Diberi Pegangan
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. (Foto: Dok. Pribadi)
rmol news logo Generasi rentan menjadi wajah baru kelas pekerja Indonesia di abad ke-21. Kelompok ini bisa menjadi sumber kekacauan jika diabaikan, tetapi juga bisa menjadi pilar peradaban baru bila diberi pegangan.

Begitu kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menggambarkan fenomena aksi kerusuhan yang terjadi pada Agustus hingga September 2025 di 107 titik di 32 provinsi.

Generasi rentan didefinisikan Denny JA sebagai kelas baru pekerja di era ekonomi digital yang fleksibel namun rapuh. Mereka penuh harapan tapi punya kecemasan dengan kehidupan sehari-hari.

"Generasi rentan terdiri dari pengemudi ojek daring, kurir e-commerce, freelancer digital, hingga content creator kecil. Mereka bekerja di bawah kendali algoritma, tanpa perlindungan sosial memadai," terangnya kepada wartawan, Senin, 15 September 2025.

Diurai Denny JA bahwa jumlah pengemudi ojek online mencapai 4,5 juta orang. Mereka bergantung pada aplikasi transportasi daring, sementara bonus dan pendapatan bisa berubah sewaktu-waktu.

Sementara kurir e-commerce bekerja seperti mesin yang mengejar target. Sedangkan kelompok freelancer digital menghadapi kompetisi global dengan upah di bawah standar kelayakan. Tidak jauh berbeda dengan konten kreator yang hidup dalam ketidakpastian view, like, dan monetisasi.

“Generasi rentan ini berbeda dengan proletariat klasik di era industri. Mereka tidak memiliki identitas kelas yang kokoh, tetapi justru itulah yang membuat keresahan mereka mudah meledak,” jelas Denny JA.

Kerentanan generasi ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga psikologis dan politik karena hidup dalam kecemasan harian.

Menurut Denny JA, negara harus berani menghadirkan kebijakan baru untuk melindungi generasi rentan. Salah satunya dengan melakukan regulasi platform yang mengatur standar upah minimum, jam kerja layak, dan asuransi sosial.

Kedua, perlu juga ada literasi digital berupa pelatihan agar pekerja naik kelas ke pekerjaan bernilai tambah. Selanjutnya jaring pengaman sosial berupa kesehatan, pendidikan, dan pensiun dasar bagi pekerja digital.

“Tanpa langkah ini, cita-cita Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi mimpi kosong. Mereka bisa menjadi sumber kekacauan jika diabaikan, tetapi juga bisa menjadi pilar peradaban baru bila diberi pegangan," tegas Denny JA.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA