DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat atasi Banjir yang Lumpuhkan Bali

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 11 September 2025, 10:28 WIB
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat atasi Banjir yang Lumpuhkan Bali
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB, Mahdalena (Foto: dokumen Fraksi PKB DPR RI)
rmol news logo Komisi VIII DPR RI mendesak pemerintah bergerak cepat menangani banjir bandang yang melanda hampir seluruh wilayah Bali sejak Selasa 9 September 2025. 

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB, Mahdalena, menegaskan bahwa penanganan taktis dan menyeluruh sangat mendesak untuk mencegah meluasnya dampak banjir. Selain itu, juga untuk meminimalisir korban jiwa maupun kerugian harta benda.

“Kami turut berduka atas banjir bandang yang terjadi di Bali. Fakta adanya korban jiwa sebanyak dua orang meninggal dunia menunjukkan banjir ini serius dan tidak bisa dianggap remeh. Pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dan terukur agar tidak semakin banyak warga yang terdampak,” ujar Mahdalena kepada wartawan, Kamis 11 September 2025. 

Berdasarkan laporan, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Bali sejak Selasa hingga Rabu. Ketinggian air bervariasi antara 2 hingga 3 meter, dengan titik terparah di Kota Denpasar yang tercatat di 43 lokasi.

Mahdalena meminta evakuasi dilakukan secara sigap dengan melibatkan aparat, relawan, dan masyarakat agar tidak ada korban yang terjebak. 

“Evakuasi harus dipastikan berjalan aman dan menyeluruh. Jangan sampai ada warga yang tertinggal di lokasi banjir,” tegasnya.

Selain evakuasi, Legislator PKB ini menekankan pentingnya pembangunan posko darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar korban, seperti dapur umum, air bersih, makanan, minuman, serta tempat istirahat yang layak. 

“Pemerintah juga harus memberi perhatian khusus kepada perempuan, anak-anak, dan lanjut usia yang sangat rentan dalam kondisi darurat,” ujarnya.

Lebih jauh, Legislator PKB asal NTB itu juga menyoroti pentingnya dukungan psikososial bagi kelompok rentan. 

“Pendampingan psikologis sangat dibutuhkan untuk memulihkan mental korban, terutama perempuan dan anak-anak,” pungkasnya.

Sampai dengan kemarin, Rabu 10 Agustus 2025, dilaporkan sembilan orang meninggal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat dua korban terdapat di Kabupaten Jembrana, yang menurut catatan tim SAR, meninggal karena tersengat listrik dan terseret arus. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA