Imbauan itu disampaikannya merespons situasi kerusuhan yang terjadi belakangan ini, termasuk aksi penjarahan di sejumlah tempat.
“Dengan menyaksikan banyaknya penyelewengan dan penjarahan, semua warga yang hendak mengungkap aspirasi sebaiknya cukup via medsos saja, jangan lagi fisik, setidaknya satu bulan ke depan,” ujar Jimly, lewat akun X miliknya, seperti dikutip redaksi di
Seperti diketahui, gelombang demonstrasi yang meluas beberapa hari terakhir tidak hanya berujung ricuh, tetapi juga memicu penjarahan di rumah sejumlah pejabat negara maupun anggota DPR.
Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani, politisi Nasdem Ahmad Sahroni, dan artis sekaligus politisi PAN, Uya Kuya dan Eko Patrio, dilaporkan ikut menjadi sasaran penjarah.
Jimly menekankan bahwa kejadian ini seharusnya dijadikan bahan refleksi bersama, bukan justru diulang kembali dengan aksi-aksi fisik yang berpotensi menimbulkan kerusuhan baru.
Menurutnya, kanal digital bisa menjadi sarana efektif bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi, sembari memberi ruang bagi pemerintah dan DPR memperbaiki tata kelola kelembagaan.
Dengan kondisi yang masih rawan, Jimly berharap semua pihak dapat menahan diri agar tidak memperkeruh suasana. Ia mengingatkan bahwa kekacauan hanya akan merugikan rakyat, sementara aspirasi yang disuarakan dengan cara bijak tetap dapat memberikan tekanan moral dan politik kepada para pengambil keputusan.
"Yang penting jadikan peristiwa kemarin momentum untuk perbaikan tata ulang lembaga perwakilan rakyat yang benar-benar aspiratif dan berguna," tutup Jimly.
BERITA TERKAIT: