Hal itu disampaikan Puan ketika menerima kunjungan delegasi utusan Presiden Korea, Cho Jeong-Sik, Seo Young-Kyo, dan Lee Jae-Gang di Gedung Nusantara, Kompleks DPR, Senayan, Selasa, 12 Agustus 2025.
Ketua DPP PDIP ini mengatakan DPR terus mengikuti perkembangan situasi di Semenanjung Korea, dan mengkhawatirkan apabila situasi tereskalasi sehingga meningkatkan ketegangan di kawasan.
"Indonesia mendorong para pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menghindari eskalasi ketegangan di kawasan,” ucap Puan.
Menurutnya, Indonesia dan Republik Korea memiliki kesamaan nilai sebagai negara yang menjunjung demokrasi, hak asasi manusia, dan rule of law. Dalam situasi dunia yang penuh ketidakpastian, kedua negara disebut perlu terus memperkuat kerja sama untuk memajukan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan.
"Kedua negara juga perlu memajukan kerja sama internasional, dan mendorong penyelesaian perang dan konflik. Kita harus bersama mengubah wajah dunia yang ditandai perang di berbagai wilayah menjadi dunia yang damai. Sehingga kita dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara," ucapnya.
Sesama negara ekonomi terbesar dunia anggota G20, Indonesia dan Korea dinilai memiliki aspirasi sebagai kekuatan menengah. Puan mengatakan, kolaborasi tersebut antara lain bisa dilakukan melalui MIKTA, untuk menjembatani perbedaan posisi berbagai negara kekuatan besar.
"Di samping itu, melalui ASEAN+3 (Korea, Jepang, RRT), Indonesia dan Republik Korea juga dapat bekerja sama untuk memajukan pembangunan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur," tutupnya.
BERITA TERKAIT: