Joao menyebut keputusan diambil karena absennya dukungan nyata dari pemangku kepentingan utama seperti Danantara, meski Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen kuat mendorong kedaulatan pangan.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung menilai langkah Joao sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Ini penanda bahwa tidak semua orang rakus, tidak semua orang ingin terus bercokol pada kedudukannya sementara publik melihat bahwa tidak ada prestasi,” ujar ujar Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Selasa, 12 Agustus 2025.
Akademisi yang akrab disapa RG itu menambahkan, mundurnya Joao juga menunjukkan bahwa masih banyak masalah dalam manajemen BUMN.
“Tugas BUMN adalah mensejahterakan rakyat, bukan sekadar mengambil untung,” tegasnya.
Rocky juga menyoroti bahwa pengunduran diri ini menjadi sinyal adanya persoalan dalam manajemen BUMN, khususnya yang berada di bawah holding Danantara.
“Terlepas dari semacam protes pada Danantara yang terlihat kurang mengurus Agrinas pangan, ini menunjukkan betapa masih banyak masalah dengan manajemen bisnis kita,” tegasnya.
Ia menambahkan, sejak awal Danantara menyimpan banyak kontradiksi karena BUMN diharuskan menyetorkan dividen untuk diolah menjadi aset nasional.
“Seharusnya BUMN menjadi tempat rakyat berharap akan keadilan sosial dan kemakmuran,” pungkas Rocky.
BERITA TERKAIT: