Hal itu disampaikan Hasto setelah resmi keluar dari Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih usai mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.
"Selama menjadi tahanan di KPK yang sejak awal saya katakan saya masuk dengan kepala tegak dan akan keluar juga dengan kepala tegak, tetapi ternyata saya lebih merunduk, karena saya begitu banyak belajar tentang kehidupan di sini," kata Hasto kepada wartawan di Rutan KPK, Jakarta, Jumat malam, 1 Agustus 2025.
Ia mengatakan siap mengambil kuliah hukum di Universitas Terbuka (UT). Tujuannya, agar bisa lebih efektif dalam menyuarakan bahwa PDIP memperhatikan aspek penegakan hukum, mendukung supremasi hukum, dan mencegah antikorupsi.
"Karena Republik ini dibangun dengan suatu semangat keadilan, mewujudkan kemanusiaan. Di dalam konferensi Asia-Afrika kita menyemaikan keadilan bagi bangsa-bangsa di dunia. Bung Karno menjadi pendekar dan pembebas bangsa Islam, masak kita tidak bisa menjadi mercusuar keadilan, dan kemudian kita harus berantem sesama anak bangsa dan hukum tidak bersifat adil bagi seluruh anak bangsa," terangnya.
Selama di Rutan KPK, Hasto mengaku telah menuliskan lima buku yang akan disempurnakan setelah diberikan amnesti dari Presiden Prabowo.
"Sehingga itu juga menjadi kesempatan bagi saya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara melalui pengabdian kepada PDI Perjuangan dengan sebaik-baiknya," tutur Hasto.
Ia juga akan menuliskan seluruh pengalaman hidupnya yang akan menjadi suatu pembelajaran, agar seluruh anak bangsa juga mau menjadi pejuang-pejuang keadilan.
"Jadi saya juga di dalam menerima keputusan dari pimpinan KPK, saya juga menyampaikan terima kasih," pungkas Hasto.
BERITA TERKAIT: