Imbas Tarif Trump, Ibas Dorong RI Perkuat Ketahanan Ekspor Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widodo-bogiarto-1'>WIDODO BOGIARTO</a>
LAPORAN: WIDODO BOGIARTO
  • Rabu, 16 Juli 2025, 15:00 WIB
Imbas Tarif Trump, Ibas Dorong RI Perkuat Ketahanan Ekspor Nasional
Forum Diskusi Kebangsaan” dengan topik “Bangkit Lebih Kuat, Ekspor Lebih Hebat: Jalan Indonesia di Tengah Tarif Global” di Kota Bandung/Ist
rmol news logo Seluruh pihak didorong bergotong royong memperkuat ekonomi bangsa di tengah tekanan global, khususnya merespons kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menetapkan tarif tinggi hingga membebani sektor ekspor padat karya dan usaha kecil lainnya.

Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak Indonesia aktif membela kepentingan nasional dengan memperkuat daya saing industri, serta memperbaiki infrastruktur dan sistem logistik ekspor. Ia juga mendorong sinergi nasional demi menjaga kedaulatan ekonomi dan mencegah ancaman PHK massal.

Hal tersebut disampaikan Ibas dalam acara Forum Diskusi Kebangsaan” dengan topik “Bangkit Lebih Kuat, Ekspor Lebih Hebat: Jalan Indonesia di Tengah Tarif Global” di Kota Bandung, Selasa, 15 Juli 2025.

“Ada yang mengatakan, bangsa besar tidak menunggu cuaca cerah. Ia berlayar meski ombak menghadang. Karena layar sudah terkembang, dan arah telah ditetapkan. Indonesia bangkit, ekspor hebat, kedaulatan bermartabat,” kata Ibas.

Ibas juga menyoroti arah pergerakan dunia yang justru menjauhi keterbukaan. Di mana dunia sedang bergerak, tapi tidak semua menuju keterbukaan. 

"Banyak yang berlindung di balik tembok tarif, kuota, dan proteksi khususnya dari negara seperti Amerika Serikat," kata Ibas.

Dalam situasi seperti ini, menurut Ibas, Indonesia tidak boleh tinggal diam. Menurutnya, Indonesia tidak boleh bersikap pasif. 

"Kita harus aktif, bela kepentingan nasional, lindungi pelaku usaha, dan perkuat daya saing industri dalam negeri agar tetap kompetitif di pasar global,” kata Ibas.

Ibas lalu menyinggung kebijakan tarif yang diterapkan AS yang sangat membebani ekspor nasional.

“Dengan tarif dasar 10 persen dan tambahan hingga 32 persen, tentunya akan sangat membebani ekspor Indonesia, terutama untuk sektor tekstil, alas kaki, elektronik, dan kelapa sawit, dan lain-lain,” kata Ibas.

Namun demikian, Ibas memberikan apresiasi khusus atas capaian renegosiasi tarif terbaru yang dilakukan pemerintah bersama AS, di mana sebagian tarif berhasil ditekan menjadi 19 persen. 

“Penurunan dari potensi beban hingga 32 persenmenjadi 19 persen membuka ruang napas bagi pelaku industri, terutama sektor padat karya dan UMKM yang paling terdampak,” kata Ibas.

Kesepakatan ini diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Indonesia berkomitmen untuk membeli energi senilai 15 miliar dolar AS dan produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS dari pasar AS, di samping 50 unit pesawat jet Boeing. rmol news logo article




Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA