"Apa yang terjadi hari ini bukan sekadar pertikaian militer, tapi pertarungan antara dua model kepemimpinan global," ujar Achmad Nur Hidayat kepada
Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu, 22 Juni 2025.
Pertarungan dua model kepemimpinan yang dimaksud yakni agresi yang dibenarkan dengan kebohongan. Di sisi lain, perlawanan untuk mempertahankan kedaulatan.
"Jika dunia membiarkan AS dan Israel menggulingkan rezim mana pun yang mereka anggap ‘ancaman’, maka ke depan tak ada negara yang aman dari intervensi," jelasnya.
Ia menegaskan dunia perlu menolak keras narasi perang untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.
"Inilah saatnya bagi dunia, terutama Global South, untuk menolak narasi kekuatan yang dibungkus dalam logika perang," ucapnya.
"Dunia tidak butuh lebih banyak bom. Dunia butuh lebih banyak akal sehat," sambung dia.
Menurutnya, serangan udara yang dilakukan Israel mungkin dijual sebagai ‘momen heroik’ oleh Trump di media sosialnya. Tapi di mata sejarah, ini adalah momen destruktif yang bisa menyeret dunia ke dalam dekade ketidakstabilan.
"Bila dunia tidak menghentikan arus ini sekarang, kita sedang melangkah ke zaman baru yang lebih gelap, di mana setiap perdamaian dibayar dengan perang, dan setiap kebenaran dikalahkan oleh propaganda," tutupnya.
BERITA TERKAIT: