Demonstrasi tersebut berlangsung di depan Kantor DPP PPP pada Rabu, 4 Juni 2025.
Menanggapi aksi tersebut, Toni mengatakan bahwa gerakan serupa pernah terjadi sebelumnya dan menurutnya dilakukan oleh pihak yang sama.
"Mereka itu kan yang 3 tahun yang lalu demo Pak Suharso, kemudian Pak Suharso kedudukannya diganti oleh Plt Ketum PPP yang sekarang ini. Nah sekarang di ulang lagi. Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Gus Rommy di Demo, entah siapa lagi selanjutnya yang akan di demo. Bisa jadi Ketua DPW-nya sendiri suatu saat bisa di demo juga," kata Toni kepada wartawan, Kamis 5 Juni 2025.
Lebih lanjut, Toni justru meragukan kontribusi kelompok yang melakukan demonstrasi terhadap kinerja partai, terutama di wilayah DKI Jakarta saat pemilu sebelumnya.
"Kerjaan mereka dari dulu kan begitu, bisanya hanya itu. Coba waktu pemilu kemarin apa hasil kinerjanya PPP Jakarta?" ujarnya.
Ia justru merasa rasa prihatin terhadap demonstran dan menduga aksi tersebut merupakan pesanan pihak-pihak tertentu.
"Kasihan saya melihat mereka. Biasanya yang begitu itu orderan dari orang-orang yang gak mau PPP kembali ke Senayan," kata Toni yang juga Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) ini.
Toni kemudian mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyalurkan aspirasinya dan mengingatkan bahwa momentum pemilu adalah tempat yang tepat untuk menyampaikan suara.
"Sudah lah, sebaiknya gunakan suara anda di TPS pada pemilu 2029 nanti. Daripada suara anda habis di jalanan," tegasnya.
Menutup pernyataannya, Toni mengajak umat Muslim untuk memanfaatkan momen jelang Hari Raya Idul Adha dengan beribadah.
"Sekarang ini Umat Muslim sedang persiapan menyambut Hari Raya Idul Adha. Apalagi ini hari Tarwiyah-Arafah, maka lebih baik kita gunakan untuk beribadah puasa Tarwiyah-Arafah daripada ngurusin demo. Selamat Hari Raya Iduladha 1446 H,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggeruduk kantor DPP PPP di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Juni 2025.
Kedatangan mereka mendesak agar Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy dipecat.
Alasannya, pria yang akrab disapa Rommy itu dianggap mayoritas kader PPP DKI Jakarta sudah merendahkan para kader dan membuat sejumlah pernyataan blunder dan tak layak memimpin partai.
“Dia harus menghentikan segala kegaduhan dan provokasi antar kader PPP,” kata Ketua DPC PPP Jakarta Utara Junaedi dalam keterangannya.
BERITA TERKAIT: