Apresiasi itu dikatakan Anggota Komisi I DPR Farah Puteri Nahlia. Kata dia, langkah Kementerian Komunikasi dan Digital yang menggagas penguatan kolaborasi bilateral ini adalah pintu menuju kemandirian digital bangsa, dengan fokus pada pengembangan jaringan 5G, perluasan broadband, e-commerce, dan teknologi masa depan.
“Ini bukan sekadar kerjasama, tapi aksi nyata untuk merajut masa depan rakyat Indonesia yang lebih setara dan berdaulat,” ujar Farah dalam keterangan tertulis, Rabu 16 April 2025.
Legislator PAN ini menegaskan, kolaborasi dengan Rusia yang dikenal memiliki keunggulan di bidang keamanan siber dan inovasi teknologi harus dimanfaatkan sebagai momen bersejarah untuk membangun infrastruktur digital Indonesia yang tangguh.
“Kita tidak ingin hanya menjadi pasar. Kita harus jadi mitra sejati yang mampu menguasai teknologi, melindungi data rakyat, dan memastikan kedaulatan digital Indonesia terus tegak,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya prinsip teknologi untuk rakyat dalam setiap kesepakatan. Keamanan siber, perlindungan privasi warga, dan kontrol atas data nasional adalah harga mati.
"Setiap langkah diplomasi digital harus berpijak pada kepentingan bangsa, bukan hanya kepentingan bisnis,” tuturnya.
Menyoroti usulan pembentukan Komisi Bersama Indonesia-Rusia untuk Teknologi Informasi dan Masyarakat Digital, Farah menyebut ini sebagai game changer,
“Komisi ini akan menjadi garda depan untuk memastikan transfer pengetahuan, pengembangan SDM unggul, dan pemanfaatan teknologi yang berkeadilan. Ini adalah investasi untuk 50 tahun ke depan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: