"Mengapa harus di luar kota kalau hanya diskusi, itu buang-buang uang rakyat. Itu melecehkan imbauan Presiden soal efisiensi, bukannya jadi contoh menggalakkan efisiensi anggaran, malah foya-foya," kata Ketua Lembaga Peneliti Republik Damai (Redam) Jawa Timur di Magetan, Noorman Susanto, kepada
RMOLJatim, Selasa 1 April 2025.
Noorman menyayangkan FGD tersebut dilaksanakan di luar kota. Padahal Magetan kota wisata, ratusan rumah makan menyediakan fasilitas lebih dari Kota Madiun.
Selain itu, menurutnya banyak yang diundang bukan dari kalangan pers saja. Meskipun tema acara itu berbunyi mewujudkan sinergitas dengan insan pers.
"Boleh dong curiga kalau ini ada TST (Tahu Sama Tahu, red). Apa masih kurang DPRD dimanjakan rakyat dengan berbagai tunjangan dan fasilitas. Belum dari cuan (hasil) lain," tegasnya.
"Menyitir pernyataan Presiden yang diulang-ulang di berbagai acara kenegaraan, imbauan tentang efisiensi anggaran. Karenanya, Redam mengajak elemen masyarakat Magetan, membawa kasus acara FGD yang viral ini ke Provinsi. Kalau tidak bersambut, kita teruskan," imbuhnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi soal FGD tersebut, Ketua DPRD Magetan Suratno enggan menjawab. Bahkan dia menghapus pesan suara (voice note) yang sempat dikirim ke
RMOLJatim.
"Itu (FGD) ide Mitro, konfirmasi ke Mitro saja," kata Suratno singkat.
Saat ditelusuri, nama Mitro yang disebut Suratno adalah Kepala Bidang (Kabid) Perundang-undangan Sekretariat DPRD. Mitro yang sebelumnya beberapa kali kesandung kasus pelecehan itu belum berhasil dikonfirmasi. Ponselnya juga tidak aktif.
BERITA TERKAIT: