Acara yang diselenggarakan di Hotel Aston TB. Simatupang, Jakarta Selatan pada Minggu, 9 Februari 2025 ini menghadirkan berbagai tokoh nasional dan internasional guna membahas komitmen Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sekjen PKS Habib Abu Bakar Al-Habsyi dalam sambutannya menegaskan bahwa mendukung kemerdekaan Palestina bukan hanya kewajiban umat Islam, tetapi juga bagian dari perjuangan menegakkan keadilan bagi seluruh umat manusia.
"Perjuangan menuju kemerdekaan Palestina adalah perjuangan abadi. Hingga kini, Palestina masih menjadi satu-satunya negara dalam Konferensi Asia-Afrika yang belum merdeka. Ini harus menjadi motivasi kita untuk terus mendukung perjuangan mereka," ungkap Habib Aboe.
Dalam sesi utama seminar, Duta Besar RI untuk PBB periode 2004-2007, Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA menyampaikan peran Palestina dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia menekankan bahwa Palestina dan Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI, bahkan saat negara lain masih ragu mengambil sikap.
Dukungan Palestina yang diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini menegaskan bahwa solidaritas antara Indonesia dan Palestina telah terjalin sejak lama.
Lebih lanjut, seminar ini juga menyoroti perkembangan terkini konflik di Palestina.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Dr. Abdul Kadir Jailani menyoroti tiga isu utama yang menjadi pertanyaan masyarakat.
“Mengapa harus mendukung solusi dua negara (
Two-State Solution), mengapa mendukung gencatan senjata di Palestina, dan apa peran Indonesia dalam mendukung Palestina,” urai Abdul Kadir.
Ia menegaskan bahwa solusi dua negara telah diusulkan sejak Resolusi PBB 1948, meskipun mengalami berbagai tantangan. Palestina telah menerima solusi ini, namun Israel terus menolak.
Menurutnya, konflik yang berkepanjangan menegaskan urgensi solusi yang damai dan berkeadilan. Dalam konteks gencatan senjata, hal ini dapat menghentikan kekerasan dan membuka akses bagi bantuan kemanusiaan.
“Ribuan korban jiwa dan kehancuran Gaza menunjukkan pentingnya segera menghentikan agresi, dan Indonesia terus berupaya melalui jalur diplomasi untuk menekan komunitas internasional agar mendukung gencatan senjata. Terkait peran Indonesia, negara ini berada di garis terdepan dalam perjuangan diplomasi untuk Palestina,” jelasnya.
Sejak 1956, sambung dia, Indonesia aktif di berbagai forum internasional seperti OACI dan BRICS dalam membela hak-hak Palestina. Indonesia juga telah mengirimkan tenaga kesehatan, mendukung rekonstruksi Gaza, serta menggalang bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Dalam pemaparan selanjutnya, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA menegaskan bahwa konsistensi dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan bagian dari warisan sejarah. Sejak era Presiden Soekarno hingga saat ini, Indonesia selalu menolak upaya Israel untuk mengukuhkan eksistensinya di panggung internasional.
"Konferensi Asia-Afrika tidak mengundang Israel, tetapi Palestina, sebagai bukti bahwa kita tidak mengakui penjajahan dalam bentuk apapun," ujarnya.
Seminar ini juga menghadirkan Ketua Bidang Pembangunan Keumatan dan Dakwah DPP PKS, Dr. Ali Akhmadi yang menekankan bahwa membela Palestina bukan hanya bagian dari solidaritas kemanusiaan, tetapi juga bagian dari nilai-nilai keumatan yang harus terus diperjuangkan.
"Palestina adalah amanah keumatan, bangsa ini memiliki kewajiban moral dan historis untuk mendukung kemerdekaannya. Tidak ada ruang bagi kita untuk mundur dalam perjuangan ini," tegasnya.
Seminar ini diakhiri dengan seruan agar masyarakat terus mendukung perjuangan Palestina melalui berbagai upaya, baik diplomasi, bantuan kemanusiaan, maupun gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Indonesia diharapkan terus berperan aktif dalam menyuarakan keadilan bagi Palestina dan menolak segala bentuk penjajahan serta pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah tersebut.
Dengan seminar ini, PKS menegaskan kembali komitmennya untuk terus berada di garda terdepan dalam membela kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari amanat konstitusi dan tanggung jawab moral bangsa Indonesia.
BERITA TERKAIT: