"Memasukkan Jokowi sebagai finalis pemimpin korup jelas
framing jahat dari orang-orang atau kelompok yang membenci Jokowi, dengan melibatkan jaringan internasional," kata Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos kepada RMOL, Jumat, 3 Januari 2025.
Apalagi, Biran mendengar nama Jokowi sempat hilang dalam laporan OCCRP. Menurutnya, hal ini menunjukkan ada agenda seting yang dilakukan oleh pihak-pihak pembenci Jokowi.
"Ini semakin menguatkan ada titipan politik dan
framing jahat untuk merusak reputasi Presiden Jokowi, termasuk merusak reputasi pemimpin Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, magister ilmu komunikasi politik lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu memandang, di kondisi politik sekarang ini tidak menutup kemungkinan ada pihak yang tidak menyukai Jokowi meskipun sudah tidak lagi menjadi presiden.
"Jadi patut diduga
framing jahat yang memasukkan Presiden Jokowi ke dalam finalis pemimpin dunia terkorup di dunia tidak lebih dari mainan lawan politik yang menggunakan propaganda media asing, NGO asing, dan sejenisnya," tutup Biran.
BERITA TERKAIT: