Berdasarkan quick count LSI Denny JA, angka rata-rata golput di tujuh provinsi terbesar di Indonesia ini sebesar 37,63%.
"Jika dibandingkan dengan pemilihan gubernur sebelumnya, terdapat kenaikan 6,23%. Angka rata-rata golput di tujuh provinsi ini pada Pilkada 2019 sebesar 31,40%," kata Denny JA dalam keterangannya dikutip redaksi di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.
LSI Denny JA mencatat tingkat partisipasi pemilih paling rendah di DKI Jakarta. Angka golput di Batavia sebesar 46,91%. Berikutnya Sumatera Utara 38,22%, Jawa Barat 36,98%, Banten 36,10%, Jawa Timur 34,68%, Jawa Tengah 32,36% dan Sulawesi Selatan 29,84%.
"Sekitar 30% sampai 47% pemilih Pilgub 2024 di tujuh provinsi terbesar tidak memilih," kata Denny JA.
Mengapa angka golput meningkat? Hasil dari riset LSI Denny JA menemukan kombinasi empat hal.
Pertama, kelelahan Pemilu. Perhatian dan energi sudah terkuras dalam Pilpres dan Pileg 2024. Pertarungan Pilkada menjadi kurang daya tariknya. Kedua, kandidat yang bertarung dianggap kurang pesonanya.
"Terutama di DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Kandidat yang lebih favorit di daerah itu, seperti Anies Baswedan dan Ahok di Jakarta, terhambat maju secara politik," katanya lagi.
Penyebab ketiga, pemilih semakin tak yakin seberapa besar kepala daerah terpilih bisa mengubah hidup mereka. Semakin ada keyakinan keputusan penting yang berdampak dalam hidup mereka lebih ditentukan pemerintah pusat. Dan terakhir, bertambahnya apatisme politik.
"Isu polarisasi politik, korupsi di pemerintahan, kemewahan hidup sebagian pejabat negara membuat apatisme politik meninggi,"demikian kata Denny JA.
BERITA TERKAIT: