Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sebagai Marhaen, Tidak Seharusnya PDIP Menghina Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 02 Desember 2024, 15:40 WIB
Sebagai Marhaen, Tidak Seharusnya PDIP Menghina Rakyat
Ilustrasi/Net
rmol news logo Tudingan elit PDI Perjuangan yang menyebut Jawa Tengah sebagai kandang bansos dan polisi partai coklat dinilai ngawur. Tudingan muncul setelah jago PDIP kalah di Pilkada Jateng. 

Dikatakan Ketua DPP Arus Bawah Prabowo-Arus Bawah Jokowi (ABP-ABJ) Supriyanto, PDIP yang mengaku pembela wong cilik, marhaenis, dan selalu membawa nama Soekarno, sekarang malah citranya buruk.

"Citra buruk itu dengan kelakuan sekelompok elit partainya yang memainkan drama politik narasi kebencian dan permusuhan sesama anak bangsa," ujar Antok, sapaan karibnya, Senin, 2 Desember 2024.

Antok melanjutkan, tidak sedikit elit PDIP menghasut masyarakat untuk membenci aparatur negara Polri dengan narasi pengerahan partai coklat (Parcok). 

"Padahal citra Polri baik di masyarakat selama ini menjaga kamtibmas, membantu pelayanan publik dan memerangi terorisme. Semua hal positif dari negara menjadi tidak berarti di mata elit PDIP," tuturnya.

Lebih miris, kata Antok, elit PDIP selalu menyalahkan bantuan sosial yang notabene dibutuhkan rakyat kecil dan menjadi basis konstituen PDIP. 

"Wong cilik atau kaum marhaen. Artinya sama saja menghina rakyat kecil bodoh dan mudah disuap dengan sembako," tuturnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA