Pasalnya, banyak Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga Jakarta yang dicatut untuk mendukung calon independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana tanpa izin yang bersangkutan.
Ketua Umum Pasukan Tetap Jokowi (Pak Tejo), Tigor Sitorus menduga, koalisi besar terlibat dalam skenario manipulasi dukungan Dharma-Kun.
Dugaan ini semakin kuat karena muncul anggapan paslon independen hanyalah calon boneka agar Ridwan Kamil tidak melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta.
"Masa dengan cara seperti ini memanipulasi KTP? masyarakat marah loh. Jakarta beda dengan daerah yang lain, di sini sudah cerdas, jadi jangan bohongi masyarakat," kata Tigor kepada
Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Sabtu (17/8).
Meskipun kehadiran pasangan independen ini memberikan kesan adanya kompetisi, namu hasil akhir sebenarnya sudah bisa diprediksi.
"Kalau memang Ridwan Kamil bisa bertarung ya sudah biarkan dia bertarung, tapi jangan diabaikan orang yang telah berpengalaman memimpin Jakarta seperti Ahok, dan Anies," sambungnya.
Masyarakat yang merasa KTPnya dicatut tanpa izin untuk mendukung Dharma-Kun Wardana merasa dikhianati.
Mereka mendesak Dharma untuk meminta maaf secara terbuka dan mengembalikan proses demokrasi ke jalur yang seharusnya.
"Kami harap Dharma minta maaf ke masyarakat yang terlanjur KTP-nya dicatut," pungkas Tigor.
BERITA TERKAIT: