Menurut Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik Partai Negoro, Satyo, pelibatan buzzer itu bentuk kegalauan Jokowi.
“Dapat disimpulkan bahwa begitu rapuhnya pemerintahan Jokowi sehingga selalu perlu buzzer guna meresonansi kegiatan di IKN,” kata Satyo dalam keterangannya yang diterima redaksi, Selasa (30/7).
Kepada awak media, Jokowi pun menuturkan tidurnya di IKN tidak nyenyak. Lanjut Satyo, hal itu menandakan rasa cemasnya yang mendalam terkait kelanjutan proyek ini.
“Tidak nyenyak tidurnya Jokowi bisa ditafsirkan sebuah sinyal atau tanda bahwa itu akibat rasa cemasnya terhadap keberlanjutan proyek IKN pasca pensiun, sebab bukan tidak mungkin presiden berikutnya, Prabowo, enggan berkantor di IKN mengingat infrastruktur yang masih jauh dari kata sudah siap serta permodalan yang seret,” beber dia.
Masih kata Satyo, Jokowi seakan memiliki ambisi pribadi terkait IKN sekaligus ketidakyakinannya, sehingga diperlukan influencer atau buzzer untuk membangun opini bahwa pembangunan istana presiden di IKN berjalan tanpa kesulitan.
“Padahal sarana prasarana untuk sistem pendukung guna pemerintahan dapat berjalan terlihat masih jauh dari standar minimum utilitas tata kelola pemerintahan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: