Mbak Ita, sapaan Walikota Semarang bahkan ikut menyampaikan pandangan terkait pembahasan laporan hasil pembahasan rancangan perubahan KUA dan Perubahan Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) APBD tahun 2024.
Dikatakan Mbak Ita, pertumbuhan ekonomi Semarang mencapai 4,97 persen. Tingkat kemiskinan di Semarang juga turun 16,6 persen.
"Ini adalah hasil kerja keras kita bersama, dan kita harus terus berusaha agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat," kata Mbak Ita diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Senin (22/7).
Kehadiran Mbak Ita dalam rapat paripurna cukup menyedot perhatian publik di tengah ramainya dugaan kasus korupsi yang sedang ditangani KPK. Mbak Ita bahkan dikabarkan menjadi satu di antara 4 tersangka.
Diungkap KPK, ada tiga kasus korupsi yang diduga menyeret Mbak Ita, yakni pengadaan barang atau jasa di lingkungan Pemkot Semarang tahun 2023-2024, dugaan pemerasan terhadap pegawai negeri atas insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah Kota Semarang, serta dugaan penerimaan gratifikasi tahun 2023-2024.
KPK juga sudah menggeledah rumah dan kantor Mbak Ita. Selain melakukan penggeledahan, lembaga antirasuah juga melakukan pencegahan terhadap Mbak Ita dan tiga orang lainnya untuk tidak bepergian ke luar negeri pada Jumat (12/7).
BERITA TERKAIT: