Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Skandal Impor Beras, Gejolak Harga Pangan Semakin Nyata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 17 Juli 2024, 09:07 WIB
Skandal Impor Beras, Gejolak Harga Pangan Semakin Nyata
Ilustrasi/Net
rmol news logo Harga beras medium hingga pandan wangi di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur terpantau mengalami kenaikan. Harga beras premium berkisar di angka Rp 15.000/Kg, medium Rp12.000-Rp 13.000/Kg dan pandan wangi Rp19.000/Kg

Hal ini sesuai dengan yang berada di panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dalam acuan panel harga Bapanas beras medium di jual sekitar Rp15.670 mengalami kenaikan harga sekitar Rp180 sedangkan medium Rp13.600 naik Rp90.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengakui Indonesia saat ini rentan terhadap gejolak harga bahan pangan lantaran perubahan iklim.

Kenaikan tersebut, kata dia, juga bisa menjadi dampak dari skandal mark up beras Bapanas-Bulog Gate 2024 yang belakangan ramai dibahas.

"Indonesia masih akan rentan terhadap gejolak harga bahan pangan, sebab perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir juga makin meninggikan risiko krisis pangan," kata Surya dikutip Rabu (17/7).

Dia mengingatkan, dampak bahaya dari perubahan iklim seperti fenomena La Nina yang menyebabkan lonjakan harga beras. Menurutnya, fenomena perubahan iklim seperti La Nina telah membuat kehilangan musim panen.

"Awal tahun ini sampai dengan tahun lalu kita terkena La Nina Effect di mana kita missing di pola panen yang bergeser,” jelas dia.

Pada akhirnya, lanjut dia, dampak perubahan iklim akan membuat produktivitas agraria dalam negeri menurun. Dia mengakui, imbas dari fenomena perubahan iklim tersebut akan membuat pemerintah kembali membuka keran impor.

“Akhirnya produktivitas dari dalam negeri, misalnya untuk agraria menurun, itu yang membuat tahun lalu dan mungkin juga awal tahun ini kita melakukan impor beras," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto membeberkan fakta terbaru dari permainan skandal mark up impor beras. SDR telah melaporkan skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 ini ke KPK.

“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan (Bulog)untuk beras seharga 660 Dolar AS/ton cost, insurance, and freight (CIF),”  kata Hari Purwanto.

Hari Purwanto melanjutkan, Bulog juga mengimpor beras dengan harga rata-rata 655 Dolar AS/MT CIF Indonesia. Hal ini, kata Hari Purwanto, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret tahun 2024.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA