Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Gusma menyebut rapimnas kali ini mengambil tema, "Partisipasi dan Kontribusi Nyata Kader Pemuda Katolik Menyongsong Indonesia Emas 2045".
Lanjut Gusma, tema itu dipilih karena pasca Pemilu 2024 puluhan kader yang berkompetisi dalam kontestasi politik 2024, terpilih sebagai wakil rakyat.
Maka dalam Rapimnas II ini, Gusma mengajak keterlibatan aktif kader dalam mengaktivasi jejaring dengan partai politik dan berharap para kader mengambi peran penting dalam rangka menyampaikan ide gagasan pada Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Sebagai tindaklanjutnya, Pemuda Katolik akan membentuk Desk Orkestrasi Pilkada untuk menjembatani komunikasi dan merumuskan gerak organisasi dalam menyikapi Pilkada serentak nanti.
"Desk ini bertujuan untuk mengaktivasi jejaring dengan partai politik dan meminta kepada para kader di daerah untuk ambil peran penting dalam rangka menyampaikan ide gagasan yang diusung Pemuda Katolik,” kata Gusma dalam keterangan resmi yang diterima Selasa (2/7)
Bukam hanya soal Pilkada, pada Rapimnas ini akan ada evaluasi dan monitoring program kemitraan strategis nasional Pemuda Katolik dengan kementerian dan sejumlah instansi, mulai dari BKKBN, BP2MI, GoTo, Kominfo hingga evaluasi beberapa produk internal Pemuda Katolik seperti Bank Sampah Digital, Petra Natural, Desa Terhubung, Katalis Institut, RKBH, Pertashop, Petra Preneurship, dan Caleg Kid.
"Dalam kerja sama dengan BKKBN, Pemuda Katolik akan membentuk pusat informasi konseling remaja di 38 keuskupan. Sementara kerja sama dengan BP2MI, Pemuda Katolik akan mempertajam kolaborasi soal peran Pemuda Katolik dalam perang memberantas agen sindikat mafia human traficking," kata Gusma.
Pemuda Katolik juga akannmenawarkan ide dan gagasan pembangunan daerah salah satunya lewat aplikasi Desa Terhubung milik Pemuda Katolik yang sudah direkomendasi Kominfo dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Tak lupa, pada Rapimnas ini juga Pemuda Katolik juga akan berbicara soal kehadiran Paus Fransiskus yang merupakan agenda penting untuk membuka kembali misi diplomatik Indonesia – Vatikan.
"Kehadiran Paus di Indonesia tidak hanya menjadi isu ekslusif Katolik semata tetapi pandangan Paus terkait kemanusiaan, lingkungan hidup bisa dihidupi oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Gusma.
BERITA TERKAIT: