Badan ini memiliki tugas di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, menyatakan dirinya memiliki program revitalisasi laboratorium.
Revitalisasi ini, menurutnya, diperlukan supaya laboratorium yang dimiliki Indonesia dapat sejajar dengan laboratorium yang dimiliki negara luar. Sehingga diharapkan hasil pemeriksaannya nanti memiliki hasil akurasi yang tinggi.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin pun menambahkan, di samping peralatan teknologi yang lebih maju, dia juga mengingatkan tentang pentingnya sumber daya manusia yang perlu dimiliki oleh Badan Karantina Nasional.
“Satu lagi saya ingatkan, yang paling penting itu adalah SDM-nya. Kenapa saya katakan SDM-nya? peralatan secanggih apapun kalau SDM-nya tidak mumpuni ya percuma. Jangan sampai terulang kembali ya, sampai hari ini belum terjawab dari mana PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) masuk?” ujar Sudin dalam Raker yang diselenggarakan di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Politisi Fraksi PDIP itu memberikan peringatan agar kejadian seperti maraknya PMK tersebut tidak boleh terjadi lagi. Jangan sampai asal penyakit ini tidak dapat terdeteksi dan tidak dapat dilakukan pencegahan secara cepat.
“Contoh ada yang bilang itu masuknya dari Thailand dari Thailand langsung di Belawan, Belawan langsung diberangkatkan ke Jawa Timur. Ini cuman katanya, katanya, katanya. Jadi kan harus dicegah semaksimal mungkin,” tegasnya.
BERITA TERKAIT: