"Mari kita jaga agar selama masa tenang, pencoblosan, hingga selesainya rekapitulasi suara dan penetapan pemenang, kondisi kebangsaan masih dalam keadaan kondusif," kata Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dikutip Minggu (11/2).
Bamsoet menjelaskan, setelah beberapa bulan berkutat dalam kampanye, menjelaskan visi, misi, program kerja, dan berbagai hal lainnya kepada masyarakat, sekarang saatnya para kontestan politik untuk
cooling down. Memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berfikir dengan jernih dalam menentukan pilihannya, tanpa perlu diintervensi oleh kampanye di luar jadwal apalagi dengan menggunakan politik uang.
"Masyarakat harus bisa menjadi pemilih cerdas. Jangan jual masa depan bangsa hanya karena Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Karena jika memilih pemimpin hanya karena uang, resikonya akan mudah ditinggalkan," kata Bamsoet
Bamsoet menerangkan, TNI-Polri juga harus tetap waspada. Dibalik harapan dan upaya mewujudkan Pemilu yang damai, berbagai potensi upaya mengganggu jalannya Pemilu masih tetap ada. Khususnya terkait potensi ancaman terorisme.
Sebab, berkaca pada Pemilu 2019 lalu, setidaknya ada 6 aksi serangan teror, peristiwa tersebut tidak boleh terjadi di Pemilu 2024.
"Kini ditambah kondisi Pemilu, semakin membuat teroris dengan mudah memiliki celah dalam melancarkan aksinya. Pembelahan yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu dengan terminologi Cebong, Kampret, dan Kadrun, tidak boleh terjadi lagi pada Pemilu 2024," pungkas Bamsoet.
BERITA TERKAIT: