Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam debat cawapres keempat bertemakan Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1).
Menurut Mahfud, lambannya perkembangan desa-desa tersebut karena negara terlalu banyak mengintervensi, khususnya yang bersifat administratif.
Meski begitu, Mahfud mengatakan, pasangannya, Ganjar Pranowo telah program 1000 Embung, Desa Mandiri, Mandiri Energi dan Mandiri Pangan hingga Pembangunan Irigasi dalam rangka mengatasi persoalan yang terjadi di desa. Sebagai contoh, ia menyebut Desa Panggungharjo di Yogyakarta.
“Desa Panggungharjo itu dikenal sangat maju, koperasi jalan, irigasinya jalan, UMKM-nya jalan, dikelola oleh desa itu dengan baik,” kata Mahfud.
Untuk itu seharusnya, kata Mahfud, pepatah
'Deso Mowo Coro, Negoro Mowo Toto' atau 'desa membawa cara, negara membawa penataan' harus ditegakkan.
“Nah masalahnya sekarang sebenarnya ada pepatah
Deso Mowo Coro, Negoro Mowo Toto, ini yang di daerah-daerah lain tidak jalan. Negara terlalu intervensi ke desa dalam soal-soal hal administratif,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: