Demikian pendapat pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/1).
Menurutnya, politikus yang akrab disapa Ara itu merasa terbuang di PDIP. Kondisi tersebut menjadi penyebab utama membuncahnya kekecewaan Ara terhadap PDIP.
“Faktor pendorong Ara hengkang tentu tidak jauh berbeda dari Budiman, yakni soal akses kekuasaan yang tidak didapatnya. Bahkan Ara bisa disebut kecewa lantaran PDIP tidak memberinya peluang, semisal memindahkan dapil yang sama sekali tidak dikuasai Ara. Ini membuatnya merasa terbuang,” ujar Dedi
Di sisi lain, anak mendiang politikus senior PDIP Sabam Sirait itu juga dianggap tidak memiliki pengaruh suara, baik untuk PDIP maupun capres Ganjar Pranowo. Hal ini terlihat dari kekuatan massa Ara saat di Pemilu 2019.
“Ara sama sebagaimana Budiman Sudjatmiko, hanya besar nama di ibu kota, tetapi minim kontribusi pada partai di tingkat pemilih bawah,” ujar Dedi.
BERITA TERKAIT: