Menurut komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, Anies dan Ganjar sudah bisa menerima kenyataan bahwa suara Prabowo-Gibran tak mungkin bisa mereka lampaui. Sebab itu mereka kolaborasi, berbagi peran.
"Dalam politik itu, musuhnya musuh saya adalah teman saya. Artinya, ketika Prabowo-Gibran menjadi musuh Ganjar-Mahfud, dan musuh bagi Anies-Muhaimin, maka Ganjar dan Anies harus berteman, untuk bisa mengalahkan Prabowo," kata Kang Tamil kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (14/1).
Sehingga, sambung dia, terjadi strategi kolaboratif. Hal itu terlihat jelas saat debat Capres-Cawapres ketiga yang diselenggarakan KPU RI, pekan lalu.
"Saya lihat pola permainannya seperti itu. Saya lihat Anies ini sudah siap kalah, siap gugur di putaran pertama. Dan memang sudah terjadi kolaborasi kekuatan antara nomor 1 dengan nomor 3, sesuai peran-peran yang tadi saya sampaikan, agar apa, agar di putaran kedua yang maju bertarung Ganjar vs Prabowo," urainya.
Dosen Universitas Dian Nusantara itu juga menilai, Anies diuntungkan jika tidak masuk di putaran kedua. Karena, dengan begitu nilai tawar Anies dan partai pendukungnya jadi sangat tinggi.
"Katakanlah, survei saya terakhir, Anies mendapat suara kurang lebih 22-23 persen. Maka 22-23 persen itu pasti akan diperebutkan oleh Ganjar dan Prabowo," tuturnya.
Namun dia meyakini, strategi kolaboratif Anies dan Ganjar saat debat bukan untuk menjatuhkan Prabowo habis-habisan hingga tidak masuk putaran kedua.
"Paling tidak itu strategi Ganjar dan Anies untuk menghalau kemenangan Prabowo satu putaran. Itu strategi yang dimainkan," pungkas Kang Tamil.
BERITA TERKAIT: