Ustaz Yudi menyesalkan banyaknya nada-nada politik yang menyeret-nyeret doktrin atau ajaran agama tertentu, baik di tingkat bawah masyarakat maupun tingkat elite para tokoh-tokoh nasional.
Di antaranya seperti menyelewengkan makna 'amien' dan gerakan tahiyat dalam ibadah shalat serta hal-hal lainnya yang serupa.
"Demi menjaga keutuhan bangsa, nilai persatuan, dan menghindari perpecahan antar golongan kami memohon pimpinan Bawaslu dapat memberikan maklumat imbauan agar seluruh pihak tidak menjadikan doktrin atau ajaran agama sebagai bahan candaan politik, baik dalam konteks kampanye ataupun konteks lainnya," kata Ustaz Yudi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/12).
Lebih lanjut, Ustaz Yudi juga mendorong Bawaslu agar terus dapat mengedukasi masyarakat dengan melibatkan seluruh elemen sebagai sosial kontrol terhadap seluruh rangkaian kegiatan penyelenggaraan pemilu.
"Ini agar pemilu terlaksana sesuai dengan cita-cita undang-undang dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945," demikian Ustaz Yudi.
BERITA TERKAIT: