Pengamat politik kebijakan publik Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono menilai pengemasan debat capres sangat kaku, penuh protokoler, dan sarat seremonial.
"Dengan pengemasan debat seperti ini, para kandidat capres menjadi sangat terbatas waktunya dalam merespons pertanyaan," kata Vishnu dalam keterangannya, Kamis (14/12).
Menurutnya, perlu adanya pembaruan dalam format debat, dan KPU dapat mencontoh format debat kandidat presiden atau perdana menteri di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis, atau Australia.
"Format debat yang lebih sederhana dengan pertanyaan yang tidak terlalu banyak akan memberikan ruang lebih bagi para kandidat untuk mengeksplorasi opsi kebijakan publik secara lebih komprehensif," kata Vishnu.
Ia juga menyoroti peran moderator yang dianggapnya kurang efektif dalam menyampaikan pertanyaan dan mengecek ketidakkonsistenan pesan dari para kandidat.
"Moderator dalam debat KPU lebih berperan sebagai Master of Ceremony dan time keeper bukan sebagai moderator sesungguhnya," demikian Vishnu.
BERITA TERKAIT: