"Syarat untuk bisa menjadi bapak bangsa, harus netral, tidak berpihak oleh salah satu kekuatan politik, tidak berpihak pada pasangan capres-cawapres tertentu," kata Najib dalam siaran Youtube Wisma Duta RI Madrid dengan tema "Muhammadiyah Bergerak dari Orientasi Kuantitas Menuju Kualitas", Minggu (26/11).
Najib mengatakan, dengan menjadi bapak bangsa, Muhammadiyah memiliki peran peredam masalah di tengah ketegangan situasi politik yang mulai memanas, bukan malah memihak kandidat tertentu.
"Jika terjadi kompetisi yang mulai memanas, melebihi kewajaran, nah Muhamadiyah harus turun, dalam arti bagaimana meredam. Kalau terjadi konflik, bagaimana Muhamadiyah mendamaikan, karena di situlah peran yang sebenarnya persyarikatan," kata Najib.
Najib mengingatkan hal ini agar persaingan antar partai politik dan capres-cawapres serta marwah pemilu tidak ternodai.
"Penting sekali, dalam masa ini saya ulang-ulang karena persaingan antar partai politik, persaingan antara caleg, persaingan antara capres-cawapres, itu bagian dari kehidupan demokrasi lima tahunan. Nah karena itu, harus dikontrol, harus dikendalikan," kata Najib.
"Jangan sampai upaya kita memberi atau berpartisipasi dalam membangun kehidupan berbangsa, dan bernegara yang tujuannya semula ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat memajukan negara itu ternodai," demikian Najib.
BERITA TERKAIT: