“Saya menyayangkan, saya sudah baca itu tulisan dari sahabat saya Habiburrahman, tidak mencerminkan kualitas beliau yang sebenarnya,” kata Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi, dalam diskusi Polemik bertajuk “Konsekuensi Putusan MKMK”, Sabtu (4/11).
Menurut Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi, pernyataan Habiburokhman tersebut sesat logika. Pasalnya, penjegalan dan operasi senyap hanya bisa dilakukan oleh para penguasa.
“Saya juga baca
statement-nya bahwa ada operasi katanya untuk menjegal Gibran, itu kan logika yang terbalik. Kawan-kawan sudah sering melihat teori-teori operasi senyap itu hanya mungkin dilakukan oleh penguasa. Jadi, penjegalan operasi senyap itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan,” kata Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) DPR RI ini.
Lebih jauh, Awiek menyebut bahwa dari tiga bakal capres-cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2024, hanya pasangan Prabowo-Gibran yang dekat dengan kekuasaan saat ini.
“Nah sekarang siapa figur capres yang dekat dengan kekuasaan? Itu saja. Makanya saya bilang ini logikanya kebalik. Kok malah orang yang punya kekuasaan dijegal untuk digagalkan,” tandasnya.
Sebelumnya, Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, menduga ada sejumlah pihak yang sedang menjalankan operasi rahasia untuk menjegal Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Namun, ia tak menjelaskan secara rinci dugaannya itu.
"Saya memang mendapat informasi, ada teman-teman yang mengingatkan sepertinya ada operasi rahasia yang intinya (ingin) menggagalkan Mas Gibran untuk jadi (bakal) cawapresnya Pak Prabowo," kata Habiburokhman pada Jumat kemarin (3/11).
BERITA TERKAIT: