Pasalnya, Bawaslu mendorong banyak pemuda untuk menjadi pengawas partisipatif, mengingat jumlah pemilih muda yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) di atas 50 persen, sehingga bisa disaring untuk menjadi pemimpin masa mendatang.
"Pemuda punya spirit dan nilai idealis yang menjadi stok pemimpin masa depan. Maka, pengawasan partisipatif Pemilu 2024 adalah laboratorium untuk menempa diri menjadi pemimpin di masa mendatang," ujar anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/10).
Menurutnya, kekuatan kelompok pemuda adalah memiliki karakter yang kreatif, dan potensi menjadi kekuatan dalam pengawasan Pemilu 2024.
"Secara karakter, Generasi Y dan Z dengan karakternya yang kreatif, digital native, open minded, percaya diri, lebih mudah berbaur dan bersosialisasi, serta berpikir out of the box mampu memberikan warna alternatif dan segar dalam pengawasan di Pemilu 2024," tuturnya.
Maka dari itu, Lolly berharap program pengawasan partisipatif dapat menjembatani para pemuda Indonesia untuk menjadi calon-calon pemimpin masa depan.
"Saya berharap kegiatan seperti ini bisa tumbuh subur menjadi wahana konsolidasi kelompok muda dalam percaturan politik Pemilu 2024," demikian Lolly menambahkan.
BERITA TERKAIT: