Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sejumlah Purnawirawan Diusulkan Jadi Kapten Timnas Amin, Ada Mantan Panglima TNI hingga KSAL

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Selasa, 19 September 2023, 06:21 WIB
Sejumlah Purnawirawan Diusulkan Jadi Kapten Timnas Amin, Ada Mantan Panglima TNI hingga KSAL
Pasangan Bakal Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin)/RMOL
rmol news logo Bakal cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku pihaknya tengah menggodok nama-nama yang bakal menjadi kapten Tim Nasional Pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin).

Sejumlah nama beredar, salah satu yang disebut Cak Imin ialah Najwa Shihab. Namun presenter kawakan tersebut menegaskan dirinya tidak akan menjadi tim sukses (timses) pasangan apapun.

Terkait itu, Koordinator Nasional Komunitas Pecinta Mas Anies (Kopi Manies), Siswanto Rusdi menilai, sosok yang layak mengemban ban kapten timnas pemenangan adalah mantan Panglima TNI atau kepala staf angkatan.

"Kapten Timnas Pemenangan Amin, saya kira harus orang yang mengerti geopolitik, bahkan konstelasi maritim dunia," ujar Siswanto kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Senin (18/9).

Terkait nama, Direktur National Maritime Institute (Namarin) ini menyebutkan Panglima TNI periode 2015-2017 Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Selain itu ada beberapa nama mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

"Selain Jenderal Gatot, saya kira Laksamana Ade Supandi, Slamet Soebijanto atau Tedjo Edhy layak jadi kapten timnas Amin," jelasnya.

Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi merupakan KSAL periode 2014-2018. Kemudian Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto merupakan KSAL periode 2005-2007.

Dan terakhir Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno ialah KSAL periode 2008-2009, serta pernah menjabat Menko Polhukam pada 2014-2015.

Tedjo juga sudah malang melintang dalam dunia politik. Di antaranya pernah menjadi petinggi Partai Nasdem dan Berkarya.

Alasan Siswanto mengusulkan nama-nama tersebut, karena meyakini pengaruh bekas petinggi TNI masih diperhitungkan dalam dunia politik.

"Di kubu Ganjar kita lihat ada nama (Jenderal) Andika Perkasa, di kubu Prabowo, Prabowonya sendiri juga seorang jenderal. Bahkan di belakangnya juga ada Wiranto, Agum Gumelar dan SBY. Nah di kubu Amin juga perlu para jenderal untuk mengimbangi," pungkasnya. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA