Proyek pemanfaatan energi air untuk menghasilkan energi listrik sudah mulai dilakukan di Indonesia, salah satunya PLTA Batang Toru di Sumatera Utara.
Akademisi UIN Syahada Padang Sidempuan, Mhd. Latip Kahpi, mengatakan, PLTA Batang Toru adalah wujud konkret upaya transisi ke energi bersih di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Latip saat menghadiri Diskusi Politik Perubahan Iklim dan Energi Terbarukan yang digelar Environmental Institute di Padang Sidempuan, Minggu (3/9).
Bagi Latip, PLTA tersebut bukan saja dapat memenuhi kebutuhan energi warga Sumut, tapi juga dampak ekonomi yang besar.
"PLTA Batang Toru memberikan dampak ekonomi yang besar. Di mana saat ini telah terserap ratusan angkatan kerja baru yang berasal dari masyarakat Tapsel," kata Latip.
Latip menambahkan, PLTA Batang Toru juga menjawab ratusan ribu warga masyarakat yang selama ini tidak memiliki akses terhadap listrik.
Dia membeberkan, masih ada 65.000 rumah tangga atau sekitar 300.000 orang belum mendapatkan aliran listrik di Sumatera Utara. Padahal, listrik adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi semua orang.
"Dampak PLTA Batang Toru sangat besar, kita dukung untuk segera beroperasi, supaya segera menjawab kebutuhan listrik seluruh masyarakat Sumatera Utara," katanya.
Sementara dari kacamata Islam, kata Latip lagi, energi bukan lagi menempati posisi sebagai kebutuhan sekunder, tetapi sudah masuk pada kategori primer.
"Islam melihat energi bukan lagi menjadi hajiyah, tapi sudah menjadi dharuriyyah, (yaitu) kebutuhan energi di zaman modern yang semakin besar menjadikan EBT sebagai kebutuhan dasar manusia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: