Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengamati, upaya Benny tersebut terlihat dari pelaporan RG ke Bareskrim Polri, dan bahkan merencanakan aksi unjuk rasa 10 ribu massa dengan tuntutan "Tangkap Rocky Gerung".
"Ini pola patron-klien yang dibangun tentu saja ada pamrih. Mereka berharap akan dapat hadiah," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (5/8).
Dosen ilmu pemerintahan Unpam Serang itu menilai, rezim saat ini telah membudayakan bagi-bagi kekuasaan dalam pengelolaan kekuasaan.
"Bagi-bagi jabatan kepada individu maupun kelompok yang loyal terhadap dirinya seperti sebagai menteri, wakil menteri, dubes, maupun komisaris," tuturnya.
Maka dari itu, Efriza menganggap keterlibatan relawan dalam polemik pernyataan Rocky yang mengkritik Jokowi menggunakan kata-kata "bajingan yang tolol", merupakan gambaran pemerintah saat ini.
"Ini adalah pola berpolitik ala patron-klien. Mereka selalu menjaga bosnya, tak peduli bahwa mereka juga akhirnya yang menciptakan wajah demokrasi di Indonesia tidak benar-benar bebas," demikian Efriza.
BERITA TERKAIT: