Ancaman pada kondisi-kondisi tertentu seperti kampanye hitam di media sosial serta persoalan dasar masyarakat secara tidak langsung mendesak generasi muda mengambil peran efektif.
Terlebih, kata Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jakarta, Chrysmon Gultom, perbedaan pendapat saat pemilu bisa menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Menjelang Pemilu 2024, Gultom berharap, ada sinergi dari semua elemen masyarakat untuk menangkal adanya paham yang berpotensi menjadi bibit perpecahan sosial.
"Seluruh elemen masyarakat, para stakeholder untuk bersama-sama menciptakan demokrasi yang kita cita-citakan tanpa melangsungkan tuduhan subjektif dan harapannya menangkal paham radikalisme dan intoleransi dalam Rangka Pemilu 2024," kata Gultom dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/7).
Bahkan, Dia menyebutkan, refleksi dan evaluasi pada pemilu tahun-tahun sebelumnya harus menjadi acuan bersama. Bahwa masyarakat terbelah oleh isu yang dimainkan kelompok tertentu, dan ini tidak boleh terulang.
"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama menjaga dan merawat bangsa ini dari perpecahan. Persatuan yang kita aminkan selama ini harus mampu mendorong Pemilu 2024 menjadi pemilu yang damai, tertib dan sejuk," tandasnya.
BERITA TERKAIT: