Pengamat sosial dan politik Adian Radiatus mengatakan, perjalanan sejauh lebih dari 5.000 km ini bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga latihan melepas kemelekatan duniawi dan menempa batin.
"Memang kunjungan rombongan Thudong ini bukan yang pertama kali, tetapi khusus tahun 2025 ini tampaknya menjadi lebih istimewa," kata Adian lewat keterangan tertulis, Senin 10 Maret 2025.
Kedatangan rombongan Thudong ke Indonesia tahun ini menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan perayaan Waisak di Candi Borobudur pada Mei 2025.
Kehadiran mereka mendapat perhatian luas, termasuk dari umat Buddha dan pemerintah. Kementerian Agama, melalui Direktorat Bimas Buddha, mengoordinasikan pengamanan serta penyambutan mereka sebagai tamu negara.
Menariknya, perjalanan ini juga mencerminkan harmoni antarumat beragama. Dalam perjalanan sebelumnya, para Bhikkhu pernah singgah di masjid dan diterima dengan penuh kehangatan.
"Tentu merupakan kehormatan bagi kedua belah pihak bila Presiden RI Prabowo Subianto berkenan menerima kunjungan persinggahan ini ketika berada di Jakarta, sebelum menuju perjalanan selanjutnya.Demikian pula dengan pimpinan MUI bila dimungkinkan," ungkapnya.
Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, kedatangan Thudong ini diharapkan semakin mempererat hubungan kedua negara serta memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam keberagaman.
BERITA TERKAIT: